Kamis, 10 Februari 2011

Membangun Visi Organisasi Efektif Untuk Masa Depan

THe Visionary is The Only realist
    “Visi adalah sesustu yang nyata”
                    FedefedericoFellini,Filmmaker
1.    Substansi Kajian

    Kajian ini bertujuan untuk mengembangkan uraian/ciri yang jelas dan  ringkas tentang bagaimana seharusnya organisasi setelah  mampu mengimplimentasikan strategi dan potensinya. Uraian ini merupakan gambaran kesuksesan sebuah organisasi. Sebuah visi akan berjalan dengan lancar jika dituntun oleh misi/tujuan yang jelas. Sementara banyak organisasi publik dan non profit telah mengembangkan statemen misi yang jelas dan berguna tahun-tahun terakhir ini, namun sangat sedikit yang memiliki misi kesuksesan yang jelas, ringkas dan bemanfaat.
      Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa sedikit organisasi yang memiliki visi kesuksesan yang jelas, ringkas dan bermanfaat. Jawaban atas pertanyaan ini mungkin saja membuat kita kecewa, bahkan menyakitkan. Salah satu penyebabnya adalah kompetensi diri yang perlu dipertanyakan. Hal kedua adalah visi memerlukan disiplin dan kerja keras, yang mana kita sendiri tidak sanggup lakukan dalam jangka waktu yang panjang.
      Para pengambil keputusan utama harus berani dan bijak dalam merumuskan visi kesuksesan. Mereka harus mampu memprediksi dan benar-benar mau mendengar hati nurani sendiri dalam membentuk visi kesuksesasn organisasinya, dan mereka juga harus disiplin untuk segera menetapkan visi, bekerja keras untuk membuatnya agar menjadi  nyata, baik di saat sekarang maupun di masa yang akan datang. Perlu juga dipahami bahwa kesepakatan dalam strategi jauh lebih penting daripada visi ataupun tujuan. Strategi yang akan dilakukan tentunya mengacu kepada visi organisasi. Sungguh sulit dibayangkan bahwa sebuah perusahaan/organisasi dapat bertahan/survive dalam waktu yang lama tanpa visi yang menginspirasinya, seperti komentar fellini pada awal bab ini, dan juga seperti  ungkapan terkenal pada kata-kata bijak (Proverns 29:18); “jika visi tidak ada, manusia mati/punah”.
          Sulit dibayangkan suatu organisasi yang memiliki performance sangat tinggi yang tidak berdasar kepada konsep yang jelas dan luas  (menyeluruh) terhadap pandangan seperti apa sebuah kesuksesan itu dan bagaimana meraihnya (Knauft, Berger, and Terry,1991; Nanus, 1992; Kotter 1995). Sungguh sulit dibayangkan bahwa sebuah perusahaan/organisasi dapat bertahan/survive dalam waktu yang lama tanpa visi yang menginspirasinya, seperti komentar Fellini pada awal bab ini, dan juga seperti semua seruan terkenal pada kata-kata bijak (Proverns 29:18); jika visi tidak ada, manusia mati/punah.
          Dengan demikian, visi dapat dikatakan sebagai inspirasi keberhasilan.
Pertama, jika visi merupakan tuntunan dan motivasi,  akan mengarahkan kita kepada langkah-langkah organisasi sehubungan dengan hal-hal:
•    Misi
•    Philosofi dasar, nilai inti, dan ciri budayanya
•    Tujuan-tujuan (jika terorganisasi baik)
•    Strategi dasar
•    Kriteria kerja/pervormance
•    Aturan pengambilan keputusan
•    Standar etika yang diharapkan bagi semua karyawan
Visi hendaknya  memberi penekanan pada maksud dan tujuan, tingkah laku, kriteria dan kinerja, aturan-aturan pengambilan keputusan serta standar-standar yang semuanya lebih difokuskan pada pelayanan publik/pelanggan dari pada organisasi itu sendiri. Tuntunan yang ditawarkan harus spesifik dan masuk akal. Pernyataan visi harus meliputi sebuah janji/harapan perusahaan, mendukung usaha para anggotanya dalam menjalankan visi perusahaan. Selanjutnya, visi harus menjelaskan tujuan dan maksud organisasi yang berorientasi kedepan, merefleksi ambisi ideal dan menantang, dan harus mampu meraih kompetensi khas dan hak organisasi serta harapan dari latar belakang (sejarah), budaya dan nilainya (Nanus, 1992; Shamir, Arthur and House, 1994). Visi juga harus relative singkat dan inspiratif.

Kedua, visi harus diketahui serta dipahami secara luas diantara anggota organisasi dan para pimpinan, direview dan disahkan. Sebuah visi kesuksesan akan memiliki efek kecil jika tidak diketahui oleh seluruh anggotanya.
Ketiga, visi dapat digunakan untuk menginformasikan keputusan, kebijakan, dan tindakan perusahaan baik yang prioritas maupun yang bukan prioritas. Visi akan sia-sia jika tidak memberi efek pada tingkah laku, tetapi jika visi selalu dipakai dasar atau acuan  pada setiap para pengambil keputusan terutama sistem pengukuran kinerja, dalam hal ini visi dapat  berpengaruh kepada kinerja organisasi.

Daftar keuntungan yang didapat dari visi sukses yang jelas, ringkas dan inspiratif adalah:
1.    Para anggota organisasi diberikan tuntunan yang spesifik, masuk akal, dan arah tentang apa dan mengapa mereka diharapkan. Seringkali tuntunan yang didapat para anggota hanya berupa job discripsion (yang fokus hanya kepada bagian-bagian, tidak terhadap keseluruhan). Dan para pengambil keputusan kunci ,rata-rata cenderung meneruskan pesan yang kurang jelas kepada para anggota atau dengan mudah mengatakan: “lakukan yang terbaik”. Visi kesuksesan yang diterima secara luas mencatat konsensus/kesepakatan dan dimaksudkan bahwa visi akan menjadikan alur usaha para anggota ke arah yang diinginkan. Sebuah visi kesuksesan memudahkan kita untuk membedakan antara tindakan dan keputusan yang dipilih dan yang tidak sesuai, sehingga menghasilkan lebih banyak hal yang disukai.
2.    Dua hal penting yang menentukan antara “ya” atau “tidak” bahwa tujuan yang ingin dicapai, tampaknya merupakan sebuah uraian terhadap  tujuan-tujuan  menjadi lebih spesifik dan masuk akal  atau merupakan suatu perluasan dimana orang-orang merasa terdorong untuk mencapai tujuan-tujuannya (Locke, Shawan, Saari dan Latham, 1981).  Dan jika anggota terdorong dalam usahanya meraih visi, nampaknya visi itu akan semakin nyata.
3.    Jika ada kesepakatan terhadap visi, dan jika tuntunan jelas dan aturan pengambilan keputusan dapat dikembangkan dari visi itu, organisasi akan mendapat tambahan/increment kekuatan, dan  sedikit waktu yang diperlukan untuk berdebat terhadap apa yang akan dilakukan, kenapa dan bagaimana kita melakukannya (Pfeffer and Moore, 1980, Pfeffer 1992)
4.    Sebuah visi kesuksesan menyediakan cara untuk mengklaim atau meraih masa depan. Visi kesuksesan yang jelas dan masuk akal, dapat mengurangi ketegangan antara dunia yang apa adanya dengan dunia yang kita inginkan. Visi kesuksesan dapat mengartikulasikan standar kesempurnaan yang masuk akal dan dapat memotivasi anggota untuk mencapainya.
5.    Visi kesuksesan yang menginspirasikan, dapat memberikan sumber lain dari motivasi yaitu panggilan (calling). Jika visi menjadi sebuah panggilan, semua hal seperti menjadi sekumpulan energi individu, dedikasi, kekuatan serta pengambilan resiko yang positif, dapat terlepas di dalam perjalanan mencapai visi itu. Sebuah panggilan yang sempurna dapat menciptakan arti dalam kehidupan pekerja, membakar semangat dan kebanggaan
6.    Sebuah visi kesuksesan yang terartikulasi dengan baik setidaknya-tidaknya orang akan mengenal secara nyata batasan dan sadar atas keberadaan visi, (dalam hal ini bertindak sama banyaknya dalam langkah pertama dari kelima bagian proses formulasi strategi yang dijelaskan pada bab 7)
7.    Sebuah visi kesuksesan yang jelas memberikan  tambahan nilai yang efektif bagi para pemimpin (Kerr and Jermier, 1978; Manz, 1986) orang-orang akan merasa terdukung untuk mengatur diri jika mereka diberikan tuntunan yang jelas terhadap tujuan organisasi dan harapan terhadap tingkah laku. Pengambilan keputusan di luar organisasi efektif, di bawah hirarki struktur.
8.    Membangun visi kesuksesan akan sangat sulit pada tatanan politik, dan  memerlukan usaha yang sungguh-sungguh. Sebuah visi yang disetujui bersama akan menyumbangkan suatu tantangan dalam organisasi
9.    Sebuah visi kesuksesan sebenarnya dapat membantu organisasi berada akrab dengan lingkungan dan membuatnya mampu mengembangkan kapasitas dalam menghadapi krisis yang tidak dapat dihindari yang merupakan karakter kehidupan organisasi masa kini. Visi dapat mengarah kepada pembelajaran dan adaptasi yang dianggap penting untuk dapat menghindari kegagalan tragis (Mitrof dan Pearson, 1993)
10.    Pengembangan visi kesuksesan harus menyeluruh dan dirasakan secara luas, jelas memberi nilai tersendiri kepada organisasi. Walaupun kurang tepat membicarakan tentang nilai, kebanyakan orang dapat berbuat baik dalam moral maupun dalam pencariannya yang merupakan akhir dari tuntutan moral.
11.    Visi juga menetapkan batasan-batasan atas tingkah laku yang dapat diterima, memfasilitasi aturan-aturan pribadi yang tentu saja masih dianggap penting pada komunitas moral maupun untuk dapat survive dan berhasil.
12.    Visi kesuksesan merupakan restu/ijin, justifikasi dan legitimasi terhadap keputusan dan tindakan.

Garis-Garis Besar Proses
Pedoman berikut diharapkan dapat membantu tim perencana strategi memformulasikan sebuah visi kesuksesan:
1.    Perlu diingat, bahwa dalam banyak hal visi keberhasilan tidak diperluksn untuk meningkstksn efektifitas organisasi. Perusahaan seharusnya tidak perlu terlalu khawatir jika kelihatannya tidak bijak atau terlalu sulit untuk mengembangkan sebuah visi kesuksesan itu. Sebaliknya organisasi tidak dapat mencapai kinerja luar biasa tanpa sebuah visi kesuksesan yang mau berbagi secara luas/sharing, Teilhard de Chardin “sebuah harapan yang besar didukung bersama” (dikutip dari Nanus, 1992, hal 15).
2.    Banyak organisasi hendaknya menungu sampai melewati beberapa siklus dari rencana strategi sebelum mencoba mengembangkan visi keberhasilan. Organisasi perlu terlebih dahulu mengembangkan kebiasaan berpikir dan bertindak terhadap aspek-aspek penting dalam hubungan dengan lingkungan sebelum visi kesuksesan kolektif dapat digabung. Sebagai tambahan, sebuah kesepakatan atas keputusan kunci serta kemampuan untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif hanya akan mungkin dapat bergabung setelah melewati satu atau lebih putaran perencanaan strategi (kedua hal tadi merupakan pencapaian untuk mengembangkan sebuah visi kesuksesan)
3.    Visi keberhasilan hendaknya sudah temasuk beberapa hal yang sudah ada di daftar sebelumnya. Di bab ini sebagaimana diharapkan hasil dan keuntungannya. Pernyataan visi sebaiknya tidak terlalu panjang dan disarankan agar tidak lebih dari 10 (sepuluh) halaman ketikan dua spasi
4.    Visi keberhasilan hendaknya tumbuh sebanyak mungkin di luar aktivitas dan keputusan masa lalu. Sebuah visi kesuksesan harus  lebih banyak didasari dari keputusan dan tindakan masa lalu. Keputusan dan tindakan masa lalu sebagai catatan-catatan tentang konsensus pragmatis hubungannya dengan pertanyaan apa organisasi itu dan apa yang dilakukannya sehingga menjadi dasar sebuah visi dari consensus yang sudah dapat menghindari konflik yang tidak perlu.  Visi juga harus dapat menghubungkan organisasi kepada masa lalunya. Realisasi dari suatu masa depan yang baru hanya dapat difasilitasikan jika dia menunjukkan hubungan antara masa lalu dan sekarang (Weick, 1979; Hampden-Turner, 1990)
5.    Visi keberhasilan hendaknya inspiratif.  Sebuah visi kesuksesan harus bersifat inspiratif; visi tidak menggerakkan orang-orang kecuali memang harus seperti itu. Menurut para ahli (Kauzes dan Posner, 1987, 1983; Nanus, 1992; Shamir, Arthur and House, 1994), sebuah visi yang inspiratif adalah jika:
•    Fokus kepada masa depan yang lebih baik
•    Mendorong harapan, cita-cita dan ambisi yang ikhlas
•    Membangun/menginterprestasikan sejarah dan budaya organisasi ke arah idealisme tinggi dan nilai-nilai yang ada
•    Menjelaskan rencana dan tujuan
•    Menyatakan/menjelaskan outcome yang positif
•    Mempertegas keunikan dan ciri khas kompetensi
•    Memberi tekanan kekuatan dari group terpadu
•    Menggunakan gambar, image dan metaphor
•    Berkomunikasi penuh antusiasme, ceria dan memperlihatkan komitmen dan dedikasi
6.    Sebuah visi kesuksesan yang efektif akan mewujudkan tingkat kesesuaian tekanan untuk mendorong perubahan organisasi yang efektif. Sebuah visi kesuksesan akan menghimpun tingkat ukuran yang tepat untuk melakukan perubahan organisasi secara efektif. Disatu sisi jika tingkat ukuran terlalu tinggi, berkonsekuensi timbulnya paralysis. Sementara pada sisi lain jika ukuran terlalu sedikit, tidak akan menciptakan tantangan yang penting untuk kinerja/performance luar biasa. Namun jika ukuran tidak cukup visi harus merancang ulang untuk membangkitkan pandangan organisasi
7.    Cara terbaik untuk memulai menyusun sebuah visi kesuksesan adalah meminta anggota tim perencana agar menyiapkan draf dari visi kesuksesan (setidak-tidaknya outline dari detailnya) dengan menggunakan lembar kerja di dalam Bryson and Alston (1995).. Kemudian anggota tim harus berbagi dan mendiskusikan respon mereka satu sama lain, dan setelah diskusi, tugas mereka membuat draft visi kesuksesan harus berakhir secara individu, sejauh ini  sebuah dokumen insperasional jarang dibuat oleh sebuah komite. Tim mungkin akan mendapatkan kegunaan untuk mereview diskusi atas visi kesuksesan yang mendekati dan mengidentifikasi isu strategi sebelum memulai membuat draf sebagaimana penjelasan pada bab-6, diskusi kepemimpinan visioner” bab-11, dan sumber (source) E.
8.    Sebuah proses normative harus digunakan untuk mereview visi kesuksesan. Draft direview secara khusus oleh tim perencanaan, pengambil keputusan kunci, anggota badan pengatur dan sedikitnya stekeholder luar tertentu. Rapat evaluasi perlu dibentuk untuk meyakinkan bahwa kekuatan visi dan isu-isu perbaikan dan lain-lain dapat terindentifikasi dan dicatat. Seksi review dapat dibentuk sesuai dengan agenda yang diusulkan untuk mereview rencana strategi (lihat bab 7)
9.    Konsensus atas pernyataan visi diantara pengambil keputusan kunci adalah sangat diperlukan, tetapi mungkin tidak sangat penting. Adalah jarang/tidak mungkin mencapai kesepakatan yang komplit atas segala sesuatu dalam organisasi, karena itu semuanya secara realistis dapat diharapkan dari persetujuan yang melebar atas substansi dan model dari pelayanan visi yang dimaksud. Komitmen dari komite yang medalam terhadap pernyataan visi apa saja, hanya akan dapat bersatu secara perlahan seiring waktu
10.    Agar visi kesuksesan dapat membantu menuntun keputusan dan tindakan organisasi, visi harus disebarkan dan didiskusikan. Pernyataan visi mungkin harus dipublikasikan dalam booklet dan diberikan kepada setiap anggota organisasi dan stakeholder luar. Diskusi atas pernyataan harus dibuat sebagai bahan dari program orientasi bagi staf baru, dan secara periodik pernyataan tersebut didiskusikan dalam rapat staf

           Agar sebuah visi kesuksesan memiliki efektifitas yang kuat terhadap keputusan dan tindakan, dia harus didistribusikan dan didiskusikan secara melebar/transparan, dan harus mengacu secara tetap bahwa visi sebagai alat untuk menentukan respon tepat terhadap bermacam-macam situasi yang menghadang organisasi. Jika pernyataan visi digunakan sebagai basis dari pengambilan keputusan, maka tindakan organisasi adalah menyusunnya untuk menjadi usaha yang bermanfaat.

2.    Keunggulan-keunggulan Yang Ditawarkan
Keunggulan-keungulan yan ditawarkan dari bab ini adalah:
a.    Sesungguhnya sangat penting bagi organisasi memiliki visi yang jelas, ringkas dan bermanfaat. Visi yang jelas, ringkas dan bermanfaat akan membawa sebuah organisasi pada tujuan yang jelas, penetapan rencana strategis yang tepat, serta menyatukan langkah anggota dari pemimpin organisasi melakukan aktivitas menuju kearah yang diinginkan. Visi memberikan inspirasi pada organisasi untuk melaksanakan aktivitas agar tetap dapat survive dalam waktu yang lama
b.    Bab ini menawarkan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh organisasi jika memiliki visi yang jelas. Keuntungan pertama yang diperoleh adalah mengarahkan kita kepada misi, filosofi dasar, tujuan-tujuan, strategi dasar, kriteria kinerja, aturan pengambilan keputusan, dan standar etika yang diharapkan bagi semua karyawan. Keuntungan kedua adalah jika visi kesuksesan diketahui oleh seluruh anggotanya, dikonsultasikan, direview dan disahkan maka akan memiliki dampak yang luas bagi organisasi. Keuntungan ketiga adalah visi dapat dijadikan informasi keputusan, kebijakan dan tindakan organisai baik yamg prioritas maupun yang bukan proiritas
c.    Bab ini juga memiliki keunggulan yang dapat diambil oleh organisasi terutama tim perencana strategi dalam memformulasikan visi kesuksesan. Ada 10 garis-garis besar proses dalam memformulasikan visi kesuksesan, salah satunya adalah bahwa visi kesuksesan harus disebarkan dan didiskusikan agar visi kesuksesan dapat membantu menuntun keputusan dan tindakan organisasi.

3.    Implementasinya Dalam Membangun Mutu Pendidikan Di Level Sekolah

            Implementasi bab ini dalam membangun mutu pendidikan di level sekolah adalah dimulainya rintisan program peningkatan mutu berbasis sekolah (MBS). Secara umum pola MBS yang dilaksanakan di sekolah untuk membantu sekolah dalam mengelola semua komponen-komponen yang ada di sekolah untuk bekerja bersama-sama meningkatkan mutu penyelenggaraan manajemen sekolah sesuai dengan lingkungan sekitarnya dan adanya dana yang tersedia serta sekolah dapat menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) secara utuh sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dalam penyusunan RPS inilah perlu pemahaman bagi seluruh komponen  sekolah untuk secara bersama-sama menyusun visi kesuksesan untuk dijadikan pedoman dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan utamanya di level sekolah.
           Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan rencana yang komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya yang ada dan yang mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang diinginkan dimasa yang akan datang. Rencana Pengembangan Sekolah harus berorientasi ke masa depan dan secara jelas bagaimana menjembatani antara kondisi saat ini dengan harapan yang ingin dicapai dimasa depan. Adapun yang termuat dalam RPS adalah: visi sekolah, misi sekolah, tujuan pengembangan sekolah, tantangan nyata, sasaran pengembangan, identifikasi fungsi-fungsi, analisis SWOT, identifikasi alternatif langkah mengatasi kelemahan, dan rencana program sekolah yang dikembangkan. Dalam penyusunan RPS sekolah melibatkan semua warga sekolah, bagaimana mengembangkan sekolah, kemana sekolah akan dikembangkan dan langkah apa yang akan ditempuh, serta pihak-pihak yang berkepentingan misalnya kepala sekoalah, guru, staf sekolah, komite sekolah, orang tua siswa dan OSIS sehingga apa yang dihasilkan adalah milik bersama. Di sini jelas terlihat bahwa visi kesuksesan yang tertuang dalam RPS disosialisasikan dan didiskusikan agar visi kesuksesan dapat membantu menuntun keputusan dan tindakan organisasi (dalam hal ini adalah sekolah).
         

KESIMPULAN

           Bab ini membahas mengenai pengembangan sebuah visi kesuksesan bagi sebuah organisasi. Sebuah visi kesuksesan ditentukan sebagai sebuah uraian seperti apa organisasi itu akan nampak setelah  sukses mengimplementasikan strateginya dan berhasil mencapai potensi penuhnya. Pernyataan visi harus meliputi organisasi, dasar filosofi serta nilai intinya, strategi dasar, kriteria kinerja, aturan-aturan penting pengambilan keputusan, standar etiknya. Pernyataan ini harus memberi penegasan kepada tujuan sosial yang dilayani oleh organisasi dan membenarkan eksistensinya. Sebagai tambahan, pernyataan harus pendek dan inspiratif.
          Agar sebuah visi kesuksesan memiliki efektifitas yang kuat terhadap keputusan dan tindakan, harus didistribusikan dan didiskusikan secara menyeluruh dan transparan, dan harus mengacu secara tetap bahwa visi sebagai alat untuk menentukan respon tepat terhadap bermacam-macam situasi yang menghadang organisasi. Jika pernyataan visi digunakan sebagai basis dari pengambilan keputusan, maka tindakan organisasi adalah menyusunnya untuk menjadi usaha yang bermanfaat.

Filsafat Adorno

BAB I
RIWAYAT HIDUP TOKOH
THEODOR W. ADORNO


1.1.    Riwayat hidup

-    Lahir 11 September 1903 di Frankfurt Jerman.
-    Orang kaya Jerman berdarah Yahudi.
-    Beragama Katolik.
-    Belajar Filosofi dengan Neo Kantian Hans Kornelius dan belajar musik dengan Komposer Alban Berg.
-    Tamat estetika Habilitationsschrift pada Kierkegaard dari estetika Th. 1931 di bawah pengawasan Kristian sosialis Paul Tillich.
-    Setelah 2 Tahun menjadi instruktur Universitas  ( Privatdozent ) di usir oleh Nasiz, pada politik kiri.
-    Tahun 1934 selama era Nasiz ia tinggal di Oxford New York City, dan selatan California.
-    Menulis  beberapa buku yang membuat dia terkenal
-    Kembali ke Jerman tahun 1949 mengambil posisi sebagai filosof di bagian departemen filosofi.
-    Menjadi pemimpin intelektual Jerman dan tokoh sentral di Institut Riset sosial yang berdiri  tahun 1923 yang sebelumnya di pimpin oleh Max Horkheimer sejak 1930 yang dekenal sebagai Frankfurtschool.
-    Tahun 1950an dari kritik idiologi dari  komposer Nazi’s favorit Prisms, kumpulan naskah sosial dan studi budaya terhadap epistemology, sebuah kritik antifondasionalis dari Huserlian Fenomenologi volum pertama “ Catatan untuk literatur ” koleksi dari essai dalam kritik sastra.
-    Konflik dan konsolidasi menandai dekade terakhir kehidupan.Adorno.
-    Adorvo merupakan tokoh terkemuka dalam “ sengketa positivisme ” sosiologi Jerman dan kritik sayap kanan.
-    Negatif dialektikal, magnum opus pada epistemologi dan metafisika muncul tahun 1966.
-    Teori estetika yang dikerjakan sepanjang tahun 1966 terbit tahun 1970 setahun setelah ia meninggal (anumerta) 6 – 8 – 1969.
-    Sebagai salah satu tokoh penting filsafat dan kritik sosial di Jerman setelah perang Dunia II.
-    Tahun 1960 ia penantang menonjol Propper filsafat ilmu pengetahuan dan Heidegger Filosofi dari keberadaan.
-    Sebagai filsup sosial setelah 1970 dan mendapat pengaruh dari karakter interaksi antar orang dan penelitian dari Frankfurt school.
-    Sebagai filsuf dan mani sosial anggota dari generasi pertama Teori Kritis.


1.2. Karya-Karya Adorno

1.    Dialectic of Enlightenment ( Pencerahan ) dengan Max Horkheimer, filosofi musik baru yang otoriter personality ( berkepribadian otoriter )
2.    Minima Moralia ( kemerosotan moral ) berupa kritik provokatif dari budaya masyarakat dan budaya industri.
3.    Teori Kritik Sosial; mengkritik ideology kapitalis yang materialistic yang kuat
4.    Teori Estetika; untuk melakukan keadilan kepada karya seni dan seni impor,harus dipegang dinamika internal dan dinamika sosiohstoritical secara totalitas
5.    Negatif Dialektika; mencoba untuk merumuskan falsafah “materialime” dan sejarah yang kritis namun tidak dogmatis.








BAB II
KARYA, PANDANGAN DAN ULASANNYA


2.1. Dialectic of Enlightenment

Sebelum “ post modernisme ” menjadi mode, Adorno dan Horkheimer menulis salah satu kritik yang paling  di cari dari modernitas ke progresif dari cendekiawan Eropa “ Dialectic of enlightenment. ( Pencerahan ? ) tahun 1944 Enlightenment sebagai awal pemikiran bertujuan membebaskan manusia dari rasa takut dan menginstalnya sebagai tuan. Namun mendapat pencerahan sinar bumi dibawah tanda bencana berjaya.
Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan modern, obat – obatan industri membantu menciptakan  masyarakat bebas dari kebodohan, penyakit, namun membantu menciptakan sebuah dunia dimana orang rela menelan fasis idiologi, dan semangat mengembangkan senjata letal penghancur masa. Alasan menjadi terbalik, adalah  menjadi irasional. Ada kecendrungan kemajuan yang rasional menjadi irasional bahkan menyebut kitab – kitab Ibrahi dan filosofi Yunani sebagai kantribusi yang menghambat kemajuan.
Jika Adorno benar maka kritik dari modernitas harus juga menjadi kritik dari pramodernity dan berbelok ke arah postmodern. Kegagalan modernitas akan terus dalam pandangan baru di bawah kondisi post modern masyarakat secara keseluruhan perlu diwujudkan. Adorno percaya bahwa masyarakat dan budaya membentuk totalitas sejarah, antara lain : bahwa upaya kemerdekaan dalam masyarakat dipisahkan dari pencerahan dalam budaya. Ada sisi flip : Kurangnya kebebasan dalam masyarakat dalam politik, ekonomi, hukum,  dan struktur dimana kita hidup seiring kegagalan dalam budaya pencerahan filosofi, seni, agama, dll. Keduanya menunjukkan bahwa sesuatu yang mendasar telah salah dalam mendernisasi Barat
Sumber bencana adalah pola buta dominasi dalam 3 rasa (dominasi alam oleh  manusia, dominasi manusia oleh manusia lain, dan dominasi manusia oleh masyarakat).
Yang memotifasi tripel dominasi adalah rasa takut akan kebodohan(unknown). Manusia percaya diri tanpa rasa takut bila tidak ada lagi yang tidak diketahuinya. Enlightenment mitos adalah takut radikalisme dalam masyarakat yang terikat, di belenggu  budaya, tanpa biaya dan yang lain akan terdorong ke samping, di eksploitasi atau termusnahkan yang berarti kehancuran lebih canggih pada modernitas barat dan eksploitasi samar – samar dari perbudakan tapi buta takut dominasi Acrus didorong dengan konsekuensi global mesin penggerak proses ini adalah perluasan ekonomi kapitalis, oleh penelitian ilmiah dan teknologi terbaru.
Bertentangan dengan beberapa interpretasi, Horkheimer dan Adorno tidak menolak ke delapan belas abad enlightenmet  dan tidak pula memberikan narative negatif universal menolak sejarah. Sebaliknya melalui kombinasi dari argumen filosofis, refleksi sosiologis sastra dan budaya dan komentar mereka membuat “ perspektif ganda ” pada modenisasi barat sebagai pembentukan sejarah. Ada dua thesis : mitos untuk pencerahan dan pencerahan untuk “ reverts mitologi ” : Tesis pertama memungkinkan mereka untuk menunjukkan bahwa mitos kuno dan oleh kekuatan, sekularitas, ritual tua, agama, filsafat telah menyumbang proses pencerahn dan mungkin, masih ada sesuatu yang bermanfaat untuk berkontribusi. Tesis kedua memungkinkan mereka mengungkap ideologi dan merusak tujuan modernisasi dengan kekuatan dari secularitas tanpa menolak kekuatan mereka yang merusak dan menggantikan idiologi dirinya.
Kesalahan medasar interpretasi dari Dialitic of Enlightenment terjadi ketika pembaca mengambil theses menjadi seperti teori definisi tanpa mengganti katagori kritis dari pada hukum tentang tujuan sejarah. Penulis tidak menyatakan bahwa mitos adalah “ olah sifat” sebuah kekuatan pencerahan. Dan tidak mengklaim bahwa pencerahan pasti revert ke mitologi apa yang mereka perlukan lebih dalam mitos dan mitos pencerahan adalah pemikiran bahwa perubahan mendasar adalah mustahil Sama halnya untuk mengubah karakteristik dari nasib mitos kuno dan modern kesetiaan pada fakta.
Dalam membangun sebuah “ dialektik dari pencerahan ” penulis bertujuan melaksanakan suatu pencerahan berkaitan dengan logat pencerahan dari penomenologi Hegel dari roh yaitu penyangkalan yang tetap ada menunjukkan bahwa kritikan adalah cara untuk merebut kebenaran dari ideologi. Berhubungan dengan logat pencerahan kembali asal dan ajaran dari fikiran itu sendiri.
Sejuk seperti itu merupakan karya konsep diri sebagai refleksi pemikiran konseptual  refleksi diri, menunjukkan bahwa pemikiran yang timbul dari kebutuhan dan keinginan jasmaniah yang bisa lupa ketika pikiran karya menjadi instrumen manusia itu sendiri. Ia juga mengatakan bahwa tujuan pemikiran bukan untuk melanjutkan buta dominasi alam dan manusia tapi untuk merujuk ke arah rekonsiliasi yang paling komprehensip dalam pernyataan terjadi dialektika negatif yang dibahas kemudian.


2.2. Teori Kritik Sosial

Adorno mengkritik ideologi kapitalisme yang materialistik yang tetap bertahan. Yang terpenting dari Marxisme adalah apa yang disebut “The felishims” dari komuditas (nilai tukar komuditas ?) yang hanya mengkritisi komuditi felishim borjuis ilmuwan sosial yang hanya  menyalahkan ekonomi kapitalis, dan mendeskriditkan resep palsu visi sosial menurut Marx ekonomi borjuis selalu mengabaikan eksploitasi intrinsik untuk produksi kapitalis  untuk semua “kebebasan dan keadilan” harus disaring kelebihan nilai dari tenaga kerja yang bekerja keras seperti biasa produsen dan konsumen dibawah kondisi kapitalis borjuis, ekonom memperlakukan komoditas sebagai jimat, mereka memperlakukannya sebagai objek yang netral, dengan kehidupan  sendiri, yang secara langsung berkaitan dengan komuditas lainnya, dalam kemerdekaan diri interaksi manusia yang benar, mempertahankan  semua komuditas. Marx dengan kontras berpendapat bahwa apapun yang membuat bahwa produk komuditas akan kembali ke kebutuhan manusia. Ia tidak memiliki “nilai tukar” jika tidak ada seorang pun yang ingin bertukar untuk yang lain dan nilai tukar tidak dapat dihitung jika komuditi tidak berbagi dengan nilai komuditas yang lain yang dibuat oleh pengeluaransumber daya manusia dan tenaga kerja, diukur dengan rata-rata waktu kerja sosial yang diperlukan untuk memproduksi berbagai jenis komuditas. Teori sosial Marx Adorno mencoba untuk membuat pusat wawasan utuk “akhir kapitalisme”  meskipun dalam perjanjian dengan Mark dari analisis komuditi, pikiran Adorno tidak jauh berbeda dengan kritik komuditi fetishim yang sudah lewat. Telah terjadi perubahan signifikan dalam struktur kapitalisme dan panggilan untuk transformasi masyarakat secara keseluruhan. Revisi ini berasal dari teori yang diusulkan oleh reifikasi sosialis Hongaria George Luka’cs tahun 1920 menurutnya ekonomi kapitalis tidak lagi satu sektor masyarakat disamping yang lain. Sebaliknya pertukaran komuditi telah menjadi pusat pengaturan prinsip untuk semua sektor masyarakat. Hal ini memungkinkan untuk komuditi fetishisan menembus semua lembaga sosial (misalnya : hukum, administrasi, jurnalistik) serta semua disiplin akademis, termasuk filsafat.
    Reifikasi merujuk kepada struktural dengan proses dimana komuditi permeates bentuk kehidupan dalam masyarakat kapitalis. Cara Lukacs membentuk reifikasi manusia. Tampaknya berbeda dengan aturan pasar. Adorno pesimis bahwa kelas revolusioner dapat bekerja mengatasi reifikasi. Kemudian Adorno disebut reifikasi dari sebuah kesadaran “epiphenomenon” apa yang benar-benar teori kritik sosial perlu dengan alasan mengapa kelaparan, kemiskinan dan yang lain dari penederitaan masyarakat walaupun teknologi ilmiah dan potensi mereka untuk mengurangi itu semua. Penyebabnya menurut Adorno terletak pada bagaimana hubungan produksi kapitalis telah datang untuk mendominasi masyarakat secara keseluruhan yang mengarah kepada ekstrim, walaupun sering kelihatan konsentrasi kekayaan dengan kekuasaan masyarakat akan diselenggarakan disekitar nilai tukar produksi untuk mengahsilkan nilia tukar, yang sudah berlaku memerlukan pengereman dari nilai surflus. Adorno menghubungkan ini merujuk pada produksi dan kuasa sebagai prinsip tukar, yang mana hubungan prevasi adalah “tukar masyarakat”.
Diagnose Adorno pertukaran masyarakat memiliki 3 tingkatan politikus ekonomi, sosial psikologi, budaya. Politik ekonomi yang ia respon teori yang diusulkan negara kapitalis Fedricsh Pollock. Bahwa negara telah memperoleh kekeuatan ekonomi dominan di Nazi jerman, Soviet dan lawan Amerika sebagai konstelasi politik dan ekonomi “kapitalisme negara” Adorno berpendapat bahwa hal ini tidak akan mengubah karakter dari pundamental eksploitasi ekonomi kapitalis. Eksploitasi menjadi lebih abstrak dari pada itu, karena itu semua lebih efektif dan dapat menembus.
Tingkat sosial piskologis diagnose Adorno membantu untuk menunjukkan efektifitas dan pervasivenes eksploitasi kapitalis, studi amerika anti Smithtis dan keperibadian otoriter memperdebatkan bahwa. Pathologically memperpanjang kapitalisme terkait dengan dialectic dari pencerahan . orang yang mengaku anti Smitism fasisme cendrung takut dominasi abstrak kapitalisme dan menolak disebut sebagai elitis. Studi budaya Adarmo menunjukkan bahwa logika prevails serupa di TV, film dan industiri rekaman.  perubahan struktural akhir kapitalisme dari perubahan truktural ditulis melalui karyanya dengan sosiologi Paulus Lazarsfeld di univesitas Princeton proyek penelitian radio.
Penemuannya ini disampaikan dalam banyak esei  anthologis, ” di jimat karakter di musik dan penurunan pendengaran” 1938.  dan  budaya industri (Industry Cultureal) dalam sebuah bab Dialectic of Enlightenment. Ada budaya industri melibatkan perubahan dalam karakter komoditi seni, sepeeti seni yang dari komuditas karakter sengaja diakui dan seninya menyangkal otonomi. Dengan penekanan pada menjual, budaya industri membagikan sepenuhnya dengan ”purposelessness” pusat seni dari otonomi. Setelah memjual menjadi total permintaan, pergeseran komuditas budaya struktur internal otonomi. Menjanjikan kebebasan dari mendikte secara bermasyarakat. Dan dengan demikian yang asli menggunakan nilai yang dapat dinikmati orang, produk yang berintikan budaya industri yang mereka gunakan diganti dengan nilai tukar. Semuanya hanya memiliki nilai sejauh dapat ditukar, tidak disepanjang sesuatu itu sendiri. Untuk konsumen yang menggunakan nilai seni, dan dasarnya adalah sebuah jimat, dan jimat sosial menilai kesalahan mereka untuk kelebihan dari karya seni menjadi yang hanya menggunakan nilai, satu-satunya, kualitas yang mereka nikmati. Maka industri larut dalam budaya ” asli komuditi karakter”  karya-karya seni yang gila sekali ketika nilai tukar masih menggunakan nilai presuppossed. Kurangnya latar belakang dari teori Marxist, melindungi untuk legitimasi ” seni masa”  atau budaya populer . Terlalu banyak angglophone kritik Adorno cukup mengabaikan titik utama kepada kritik dari budaya  industri.  Yang utama adalah bukti budaya industri yang amat penting hiper komersialisasi pergeseran struktur semua komuditi  dalam struktur kapitalisme itu sendiri.

2.3. Teori Estetika

Filosofi dan sosiologi dari studi seni dan sastra membentuk lebih dari separuh kumpulan karya Adorno. Yang terpenting dari semuanya teori sosial diklaim muncul dalam studi ini. Namun ” estetika tulisannya ”  tidak hanya aplikasi, atau uji kasus. Tesis untuk dikembangkan dalam nonaesthetic teks. Adorno menolak adanya pemisahan isi dari metodologi dan semua divisi yang menjadi filosofi subdisiplin khusus. Ini adalah salah sutu alasan mengapa ahli akademik ingin menemukan teksnya baik dalam   musicologist  dan kritik sastra, tapi juga epistemologis dan aestheticians. Segala kontribusi untuk tulisan-tulisan yang komprehensif dan sosial antar filosofi.
Teori estetika pertama kali diterbitkan pada tahun setelah Adorno meninggal. Hasl ini menandai belum selesainya kulminasi orang kaya merefleksi tubuh estetika. Ia menyiratkan retrospektif cahaya di seluruh tubuh. Ia juga mendekati model paratactical presentasi dimana Adorno terinspirasi oleh Walter Benyamin. Yang paling sesuai untuk sendiri tanpa nada filsafat. Yang relentlesly pelacakan lingkaran konsentris teori estetika berbuat apa yang berhubungan dengan logat ganda rekonstruksi. Rekonstruksi gerakan seni modern dari perspektif filosofis estetika. Ia sekaligus merefleksi merekonstruksi filosofis estetika, terutama yang dari Kant dan Hegel, dari perspektif seni rupa modern. Dari kedua belah fihak Adorno ingin memperoleh sejarah siosial penting dari seni dan filosofi yang dibahas kemudian.
Aku Adorno tentang seni pada umumnya batang dari rekonstruksi dari gerakan seni modern. Jadi ringkasan filsafat seni itu kadang-kadang perlu sinyal dengan meletakkan ” Modern” dalam tanda kurung. Buku ini diawali dengan pikiran dan berakir pada karakter sosislal seni modern.  Dua tema menonjol dalam pikiran. Salah satu adalah pembaharuan Hegelian, pertanyaan apakah seni dapat bertahan hidup di dunia kapitalis yang menghambat. Yang lain adalah pembaharuan Marxian, pertanyaan apakah seni dapat memberikan kontribusi pada transformasi dunia ini.  Ketika menangani kedua pertanyaan Adorno tetap dari Kant bahwa seni benar ( seni rupa atau seni indah ) dicirikan oleh otonomi formal. Adorno menggabungkan penekanan Kantian pada formulasi dengan Hegel dari penekanan pada impor intelektual. Dan Marx dari penkanan pada menempatkan   seni di masyarakat pada keseluruhan. Hasilnya adalah sebuah tanggung jawab kompleks kebutuhan bersama illusoriness dari karya seni otonom. Karya seni  yang diperlukan dan  pura-pura otonom pada gilirannya merupakan kunci untuk karakter  seni modern yaitu sebagai masyarakat sosial yang kontradiksi.
Adorno hormat asli karya seni modern sebagai monad sosial. Ketegangan yang tidak dapat dihindari dalam konflik , mereka menyatakan tidak dapat menghindari proses sejarah sosial yang lebih besar dari yang timbul untuk mereka miliki. Ketegangan ini memasukkan karya seni melalui artis dari perjuangan sarat dengan materi sejarah sosial. Dan mereka menimbulkan konflik interpretasi, banyak yang salah membaca baik karya ketegangan internal atau sumbangan ke konflik di masyarakat secara keseluruhan. Adorno melihat semua ketegangan dan konflik sebagai kontradiksi akan ada, melalui bekerja  dan yang pada akhirnya akan terselesaikan. Melengkapi resolusinya, akan membutuhkan sebuah transformasi dalam masyarakat secara keseluruhan, yang diberikan kepada teori sosial.yang hilang. 
Sebagai komentar dan kritikan Estetika Adorno dari tulisan-tulisan yang tak terpadai dalam kelicikan dan kecanggihan jejak mereka, yangmem,membuat ketengan internal dan hubungan mereka tidak dapat dihindari konflik sejarah ssosial. Sering mendapat suatu gambaran sekilas di teori estetika ini. Sebagian besar, namun di buku tingkat  ketiga refleksi, refleksi sebenarnya bekerja di kritik dan komentar dengan melihat kesesuaian mereka untuk apa karya-karya seninya berekspresi dan berimplikasi sosial. Biasanya katagori elaboras (rumit) ini sebagai polaritas atau berhubungan dengan logat pasangan.
Salah satu polaritas dari teori Adorno sebagai karya seni sosial monads, terjadi antara kategori impor (Gehalt) dan fungsi (Function). Tanggung jawab (Account) dari kategori ini yang membedakan sosiologi seni dari kedua hermeneutical dan pendekatan empiris. Hermeneutical pendekatan akan menekankan makna melekat dari karya seni atau budaya yang penting dan downplay karya seni, politik atau fungsi ekonomi Pendekatan empiris yang akan menyelidiki sebab musabab hubungan antara karya seni, dan berbagai faktor sosial tanpa meminta hermeneutical pertanyaan tentang maknanya. Adorno dengan kontras berpendapat bahwa baik sebagai kategori dan sebagai fenomena, impor dan fungsi perlu dipahami antara satu sama lainnya. Di satu sisi, sebuah karya seni impor dan fungsinya dalam masyarakat dapat samasekali bertentangan.  Di sisi lain kita tidak bisa memberikan yang baik dari sebuah karya seni tanggung jawab dari fungsi sosial jika tidak menaikkan impor yang terkait dengan pertanyaan tentang makna mereka. Begitu juga halnya, sebuah karya seni yang berwujud impor dari pekerjaan sosial memiliki fungsi dan potensi untuk berbagai relevansi konteks sosial. Secara umum, dan sesuai dengan kritik dari positivisme dan alasan instrumentalized, Adorno memberikan prioritas untuk impor, dipahami sebagai sesuatu yang memasyarakat dan bersifat sebagai penengah yang cukup berarti. Fungsi sosial yang ditekankan sendiri dalam komentar dan kritik terutama fungsi intelektual daripada tedeng aling-aling fungsi ekonomi atau politik. Hal ini sesuai dengan versi hiperbolis dari klaim yang modern adalah seni masyarakat sosial yang bertentangan: ”sepanjang sebagai fungsi sosial dapat predicated untuk karya-karya seni, maka hal tersebut tidak memiliki fungsi apapun”(AT 227).
Prioritas impor juga memberitahu Adorno dari sikap seni dan politik, yang berasal dari perdebatan dengan Lukacs, Benjamin, dan Bertolt Brecht di tahun 1930an (Lunn 1982;Zuidervaart 1991, 28-43). Karena adanya perubahan struktur dari kapitalisme, dan karena Adorno sendiri penekanan pada kompleks seni modern dari otonomi, baik ia meragukan efektivitas dan legitimasi rewel, bersifat menghasut, atau sengaja meningkatkan kesadaran seni. Namun dia tidak melihat seni politik sebagai bagian korektif ke bangkrutan aestheticism dari banyak aliran seni. Di bawah kondisi kapitalisme akhir-akhir ini, seni yang terbaik, dan politik yang paling efektif, sehingga benar-benar berhasil sendiri, pertentangan internal yang tersembunyi pertentangan dalam masyarakat tidak dapat diabaikan. Yang memutar dari Samuel Beckett, yang telah dirancang Adorno untuk membaktikan teori estetika, adalah hal yang bersifat lambang dalam. Adorno menemukanya sebenarnya lebih banyak dari karya-karya seni lainnya.  
Arguably, konsep ”konten kebenaran” (Wahrheitsgehalt) adalah sangat penting disekitar pusat yang konsentris semua kalangan dari Adorno berpaling (Zuidervaart) dari estetika 1991, 1-35; Jarvis 1998, 90-123). Untuk mendapatkan akses ke pusat satu ini harus menangguhkan sementara standar teori mengenai sifat kebenaran (baik sebagai korespondensi, koherensi, pragmatis atau sukses) dan memungkinkan bagi seni kebenaran yang akan berhubungan dengan logat, disclosive, dan nonpropositional. Menurut Adorno, setiap karya seni memiliki impor (Gehalt) berdasarkan internal dialectic antara konten(Inhalt) dan formulir (Formulir). Impor ini mengajak hukum kritis mengenai kebenaran atau kepalsuan. Untuk melakukan keadilan kepada karya seni dan impor, seperti kritis hukum harus pegang baik karya seni dari kompleks dinamika internal dan dinamika sociohistorical totalitas ke karya seni yang dimiliki. Karya seni yang dimiliki konten kebenaran internal bahwa kemana karya seni dari impor dapat ditemukan internal dan eksternal baik benar atau salah. Seperti konten kebenaran bukan metafisik gagasan atau inti hovering diluar karya seni. Tetapi tidak hanya itu yang membangun manusia. Ia adalah sejarah namun tidak sewenang-wenang;nonpropositional, namun untuk panggilan propesional klaim dibuat tentang ; utopis dalam jangkauan, namun tegas terikat untuk kondisi sosial tertentu. Kebenaran konten adalah cara dimana sebuah karya seni sekaligus tantangan jalan dan hal-hal yang menunjukkan bagaimana hal ini dapat lebih baik, namun dalam hal praktis tidak berubah: ”Seni memiliki kemiripan sebagai kebenaran tanpa ilusi”(AT 132).

2.4. Dialektika Negatif

Dari gagasan artistik Adorno kebenaran konten presupposes epistemological dan metafisik dia klaim paling berhasil sepenuhnya di Negatif Dialektika. Klaim ini pada gilirannya mengkonsolidasikan dan memperluas historiographic teori sosial dan argumen yang sudah dikumpulkan.Seperti Simon Jarvis menunjukkan, Negatif Dialektika memcoba untuk merumuskan ”falsafah materialisme” dan sejarah yang kritis namun tidak dogmatis. Atau kita dapat menjelaskan buku sebagai ” metacritique” idealis dan filsafat, khususnya filsafah Kant dan Hegel (Jarvis 1998, 148-74). Adorno mengatakan buku ini bertujuan untuk melengkapi apa yang ia anggap kekal sebagai tugas filsuf: untuk menggunakan kekuatan (epistemic) terganggu mandeg melalui kecurangan (Trug) dari pokok subjektifitas (ND xx).
Hal ini terjadi dalam 4 tahap: Pertama, sepanjang pendahuluan (ND 1-57) dihasilkan sebuah konsep ” filosofis pengalaman” yang baik tantangan dari Kant antara ”fenomena” dan  ”noumena” dan menolak Hegel dari pembangunan ” roh absolut” Kemudian bagian awal Ardono membedakan proyek dari ” dasar ontologi” dalam Heidegger”menjadi dan waktu” Bagian dua Adorno berhasil dari alternatif sehubungan dengan katagori yang dia rekonfigurasi (reconfigures) dari idealisme Jerman. Bagian tiga menyusun hampir setengah buku elaborates filosofis ”model”. Dialectika Negatif ini hadir diatas tindakan kunci konsep filsafat moral (kebebasan) filsafah sejarah (dunia roh) dan sejarah alam dan metafisika. Adorno mengatakan model yang terakhir digunakan untuk metafisik pertanyaan ”mencoba kritis oleh refleksi diri untuk memberikan sebuah revolusi Copernican aksial berpaling.” Kant menyebut untuk menyatakan diri ”revolusi Copernican ke dua” Penjelasan ini menggema dari komentar Adorno mengenai penipuan yang melanggar melalui pokok ari subjektifitas.
Seperti Hegel, Adorno mengkritik Kant antara fenomena dan noumena oleh argumentasi bahwa kondisi teramat pengalaman bisa jadi tidak murni dan tidak jadi terpisah dari satu sama lain sebagai Kant seolah-olah klaim. Sebagai konsep, misalnya, sebuah priori kategori pemahaman (Verstand) akan tak dapat dipahami jika mereka sudah tidak tentang sesuatu yang nonconceptual. Sebaliknya, yang diduga murni bentuk ruang dan waktu tidak bisa hanya akan intuisi nonconceptual. Tidak bahkan teramat filsuf akan memiliki akses kepada mereka selain dari konsep tentang mereka. Demikian pula, apa yang membuat asli mungkin ada pengalaman tidak hanya dapat menjadi ”implikasi” dari konsep priori ke intuisi priori melalui ”schematism” dari imajinasi (Einbildungskraft). Asli pengalaman dapat dilakukan oleh yang melebihi pegang pemikiran dan halus. Adorno tidak menyebutnya dengan kelebihan ”dalam hal itu sendiri,” Namun untuk yang akan menganggap yang dia kritik kerangka kantian.






2.5. Pengertian Kontemporer
Menurut Wikipedia, Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi Seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai jaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Lalu apa hubungannya dengan filsafat kontemporer? Hubungannya adalah bahwa keduanya memakai terminologi kontemporer sebagai kategori berdasarkan waktu/zamannya. Kontemporer yang merupakan kekinian, mencerminkan bahwa adanya kebebasan dalam menentukan sesuai dengan apa yang berlaku pada saat itu. Ibaratnya seseorang yang sedang mengerjakan Pekerjaan Rumah alias PR. Ia harus mengerjakan atau menyelesaikan soal pada saat itu juga dengan apa pengetahuan yang telah ia pelajari.
Filsafat Kontemporer juga bisa diartikan dengan cara seperti itu, yaitu cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa saat ini. Misalnya orang dihadapkan pada tahun 2009, ya inilah zaman kontemporer kita. Tetapi istilah filsafat kontemporer baru saja populer semenjak abad ke-20, ini merupakan tanggapan atas kebingungan penyebutan filsafat masa kini.
Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan posmodernisme, mengapa hal tersebut terjadi? Dikarenakan posmodernisme yang berarti “setelah modern” merupakan akibat logis dari zaman kontemporer. Posmodernisme menyaratkan kebebasan, dan tidak selalu harus simetris. Contohnya seni bangunan posmodern tidak terlalu mementingkan aspek keseimbangan dalam bentuk bangunan, melainkan sesuka hati yang membangun atau yang sesuai request. Kembali lagi kepada pemikiran kontemporer yang beranjak dari seni bangunan tadi, sama halnya dengan itu, pemikiran filsafat kontemporer ini bebas. Kebebasan dalam memakai teori, menanggapi, dan mengkritik selama kebebasan tersebut merupakan suatu hal original.
Bebas? Ya memang bebas, berbicara tentang filsafat kematian, filsafat waktu, filsafat orang gila, filsafat komputer, filsafat game online, dan lain-lain. Semuanya terbuka lebar untuk dipikirkan dan diperbincangkan. Tidak ada batasan pasti dalam filsafat kontemporer, selama semua masih dinamis dan tidak kaku seperti zaman pra-modern, bisa disebut sebagai kontemporer. Lalu bagaimana dengan filsafat modern? Filsafat modern merupakan pijakan bagi filsafat kontemporer, dari situlah filsafat kontemporer naik ke permukaan. Masalah aktual dan faktual diperbincangkan dan ditanggapi, lalu diberi solusi. Dengan filsafat akan bisa ditemukan solusi terbaik terhadap masalah tersebut karena filsafat juga menguji solusi yang akan diambil dan yang dianggap baik. Hal ini dilakukan karena pada saat tertentu solusi bisa menjadi sangat baik, dan pada saat tertentu pula suatu solusi bisa dianggap kuno dan terbilang idiot.
Berbicara tentang saat demi saat, inilah letak kontemporernya. Penyesuaian terhadap sesuatu yang kita ketahui sebagai zaman. Berpikir sesuai zaman tanpa kehilangan identitas dan originalitas pemikiran personal. Memiliki kepribadian dan cara berpikir yang unik merupakan hal yang dibanggakan dalam filsafat kontemporer. Oleh karenanya filsafat kontemporer merupakan ekstensifikasi dari pemikiran manusia dari hal-hal yang umum menjadi yang sangat khusus dan terkait dengan hal khusus lainnya.






BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1.    Berdasarkan negara tempat lahir Adorno di jerman menandakan dia adalah filosof keilmuan barat.
2.    Dialectic of Enlightenment merupakan awal pemikiran dan pencerahan yang bertujuan membebaskan manusia dari rasa takut. Yang sangat luar biasa melalui kombinasi dari argumen filosofis, sosialogis, refleksi, sastra dan budaya, dan komentar, Adorno membuat perspektif ganda merujuk ke arah rekonsiliasi.
3.    Teori kritik sosial membahas posisi produsen dan konsumen dibawah kekuasaan kapitalis borjuis ekonom yang memperlakukan komuditas sebagai jimat yaitu segala sesuatu dihargai sebagai nilai tukar.
4.    Teori estetika yaitu Adorno tidak hanya musicologiste dan kritik sastra, tetapi juga epistemologists dan aestheticians.
5.    Dialektika negatif; mencoba untuk merumuskan ”falsafah materialisme” dan sejarah yang kritis namun tidak dogmatis.
6.    Dari ulasan dan pengertian kontemporer, menurut analisis penulis, tokoh filsafat keilmuan Adorno adalah tokoh filsafat kontemporer.
7.    Dari bebragai karyanya dalam berbagai peran kehidupan dari berbagai sudut pandang dia mengkritik berbagai ketidakbenaran, ketidakadilan, ketidakjujuran dan penindasan, menandakan tokoh ini filosof (cinta kebenaran/kebajikan).
8.    Dari caranya memahami permasalahan sesuai dengan kebutuhan jamannya dia mengambil posisi membuat perspektif ganda menuju arah rekonsiliasi antara pandangan yang berlawanan antara kapitalis dan sosialis sebagai pergeseran paradigma parsial ke paradigma global.
3.2. Saran
The end of knowledge is love, karena itu kembangkan cinta kasih dalam pikiran (kebenaran), tindakan (tanpa kekerasan), rasa (kedamaian), perkataan (kebajikan) untuk membentuk masyarakat berkarakter dan damai sejalan dengan Tri Hita Karana tidak hanya hero dalam perkataan tetapi  zero dalam tindakan. The end of education is character.