Senin, 24 Oktober 2022

teknik "Sisipan" dalam pembelajaran Biologi

EFEKTIVITAS TEKNIK SISIPAN (LITERASI, DISKUSI DAN PENYAJIAN) DALAM PEMBELAJARAN RESPIRASI MANUSIA PENDAHULUAN Setiap guru selalu menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya meyenangkan dan berpusat pada peserta didik. Peserta didik antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi dan saling memberikan semangat. Tujuan akhir dari semua proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan. Mudjiman dalam Prihadi (2013: vii) mengatakan bahwa dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang sudah mulai masuk pada dunia pendidikan, pembelajaran yang hanya mengandalkan proses klasikal di kelas perlu didesain ulang karena tidak selalu memfasilitasi keanekaragaman gaya belajar peserta didik. Dalam era informasi seperti saat ini, guru dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya memanfaatkan sumber belajar online dan menggunakan beragam media dan metode pembelajaran, sehingga dapat menarik perhatian dan dapat membangkitkan semangat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Observasi awal dan wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 1 Petang pada 04 Maret 2022. Diperoleh informasi bahwa guru menggunakan metode ceramah dan diskusi. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 13 siswa, 11 diantaranya mengatakan bahwa metode belajar yang monoton dan tidak bervariasi menyebabkan mereka merasa bosan, sehingga mereka kurang tertarik untuk menyimak dan memperhatikan penjelasan guru. Akibatnya mereka kurang memahami materi pembelajaran. Dari wawancara guru biologi SMA Negeri 1 Petang, mengatakan bahwa waktu pembelajaran yang terbatas menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif karena materi-materi pada mata pelajaran biologi cukup padat sehingga tidak semua materi pelajaran bisa dijelaskan secara optimal. Berdasarkan data nilai tes awal siswa kelas XI MIPA 4, terdapat 31 siswa tidak tuntas, 1 sakit dan 1 siswa ijin dari jumlah keseluruhan siswa 33 orang dengan KKM 70. Belum tercapainya KKM bagi siswa kelas XI MIPA 4, menyebabkan perlunya diterapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat menjawab tantangan pembelajaran di PTMT Covid 19, Tekhnik “SISIPAN” merupakan alternatif solusi yang dapat digunakan agar hasil belajar meningkat. Menurut Ukti Lutvaidah dalam Nanda Rayani (2021), tentang Implementasi Pembelajaran Blended Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Man 2 Kota Jambi di Era New Normal Pandemi Covid-19 setiap peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran pasti mengharapkan hasil belajar yang baik, karena hasil belajar yang baik menjadi cerminan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang baik dapat dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa, dapat diketahui bahwa rendahnya kualitas pembelajaran biologi bersumber pada: 1) kurang efektifnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran lebiih cenderung guru sebagai penceramah dan sedikit memberikan kesempatan untuk berkembangnya siswa sesuai dengan skill yang dimiliki sehingga tingkat kebosanan siswa timbul dan motivasi siswa menjadi sangat rendah. Untuk itulah diperlukan kreativitas guru dalam memngembangkan proses pembelajaran, 2) metode pembelajaran yang digunakan belum tepat dan belum berdasarkan kebutuhan dari kelas bersangkutan, tetapi lebih karena tuntutan materi. Tuntutan materi yang dimaksud adalah segera bisa diselesaikannya setiap kompotensi dasar sesuai waktu dalam kalender akademik tanpa memperhatikan daya tangkap dan kemampuan dari siswa, 3) siswa kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek pembelajaran, misalnya ramai, celometan, kipas-kipas, berbicara sendiri dengan teman sebangku, 4) banyak siswa yang tidak memiliki buku acuan yang diberikan guru, hanya sebagian kecil yang punya karena keterbatasan dana sehingga siswa kurang dalam penguasaan konsep, 5) dalam pembelajaran guru lebih menekankan pada hasil pembelajaran yang akan dicapai daripada proses pembelajaran yang berlangsung, 6) sarana prasarana yang ada belum digunakan, 7) belum tampak adanya inovasi atau pembaharuan pembelajaran sehingga kualitas proses pembelajaran belum sepenuhnya terlaksana dengan optimal. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka. Salah satu Tekhnik pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan EFEKTIVITAS TEKNIK SISIPAN (LITERASI, DISKUSI DAN PENYAJIAN) DALAM PEMBELAJARAN RESPIRASI MANUSIA Pembelajaran berpusat pada siswa (student centered learning) ini, siswa bertanggung jawab lebih untuk memantau kemajuan belajar mereka sendiri. Siswa lebih terlibat jauh dalam berpikir tingkat yang lebih tinggi (high order thinking). Dalam pendekatan ini siswa secara berdiskusi dengan kelompoknya mengeksplorasi secara mandiri terhadap suatu permasalahan. Siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa. Alasan rasional penggunaan Teknik “SISIPAN” adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sains dan akan lebih tertarik terhadap sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupa-kan tulang punggung Teknik “SISIPAN”. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut (Blosser, 1990). Dalam pembelajaran dengan Teknik “Sisipan” ini sangat di harap-kan keterlibatan peserta didik secara utuh mulai dari merancang pem-belajaran sesuai arahan awal, mendiskusikan dan sekaligus dam mempublikasikan baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pembelaja-ran ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam segenap proses yang dilakukan. Peserta didik bertanggung jawab penuh dengan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, saat sedang berlangsung sampai berkahirnya pembelajaran. Dalam keterlibatannya siswa mempersiapkan fasilitas pembelaja-ran berupa buku, link youtube maupun link materi lainnya dan buku pelajaran sesuai materi. Dalam prosesnya perangkat kelompok, fasilitas kelompok berupa laptop, manila, kertas lainnya, lcd dan spidol serta in-ternet dan listrik harus ada sebagai bagian proses yang dilakukan. Dalam pelaksanaanya dari awal pembelajaran dengan melalui tahapan siswa sembahyang, melakukan absensi pada siswa, menyam-bung Kembali materi pembelajaran sebelumnya untuk dikaitkan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Pda tahapan berikutnya siswa diarhakan pada materi dengan memperkenalkan tujuan pembelajaran yang dil-akukandan indicator yang di gunakan dalam proses pembelajaran. Setelah itu peserta didik melakukan literasi pelajaran dengan materi respirasi manusia dari struktur, fungsi, proses dan kapasitas paru manu-sia. Hasil literasi tersebut dituangkan dalam tulisan untuk dilaksanakan diskusi kelompok internal yang akan disajikan dalam ddiskusi kelompok besar dalam sesia presentasi kelompok hasil diskusi. Setelah proses diskusi dilaksnakan selanjutnya penugasan untuk melaksanakan praktik tentang kapasitas paru yang di laporkan hasinya berupa video, foto mau-pun naskah dalam format ppt atau word. Setelah fase pembuatan kapasitas paru berlanjut dengan pembu-atan poster sebagai kreativitas siswa dalam mewujudkan merdeka belajar dan menunjukaan bahwa senang dalam kegiatan pembelajaran dalam merdeka belajar. Tahap akhir dilakukan refleksi pembelajaran dengan melaksanakan tes kognitif yang dilakukan dengan metode quizzis. DAFTAR PUSTAKA Adam, steffi dan Muhammad T.S. “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Ananda Batam.” CBIS Journal 3 No 2, no. ISSN 2337-8794 (2015): 78–90. Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Ayu S. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Elektronik (E-learning) Berbasis Situs Web Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Koperasi Siswa 13 Kelas XII IPS SMA Negeri Pajangan 1 Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta. Edupai. Pembelajaran dengan Google Classroom (Online) (https://www.edupai.web.id/2015/07/pembelajaran-dengan googleclassroom.html?m=1, diakses 10 Mei 2018). Hake, Richard. (2012). Analyzing Change/Gain Scores. USA: Indiana Universiti Cah Sasmin, 2022. Poter (Definisi, Tujuan, Ciri, Macam, Gambar) https://www.artikelmateri.com/2016/03/poster-adalah-pengertian ciri-tujuan-jenis-macam-membuat-gambar.html Hsb, Abd Aziz. “Kontribusi Lingkungan Belajar Dan Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah.” Jurnal Tarbiyah 25, no. 2 (2018). Husamah, Dkk. Belajar Dan Pembelajaran. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang, 2018. Jalinus, Nizwardi. Media Dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2016. Mulyana, E. & Saepudin, A. 2006. Perkembnagan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. Jurnal Teknodik. No. 18/X/TEKNODIK/Juni/2006, hal 119-134. Penerbit: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Depdiknas. Muhadi, F. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Sanata Dharma, 2013. Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013 Ues Anis Chaeruman. (2020). Contoh Model Pembelajaran Era New normal Own It, Learn It, Share It, https://www.youtube.com/watch?v=EygzV9orFCo Yoga Parwata, I Made. (2021). Pembelajaran Gerak Dalam Pendidikan Jasmani Dari Perspektif Merdeka Belajar. Indonesian Journal Of Educational Developmet, 2(2), hlm. 219-228, Agustus 2021. Olifia Rombot. Dr. S.Sos. S.Pd.,M.Pd. 2021 Own It, Share It, Learn It. https://pgsd.binus.ac.id/2021/04/10/own-it-learn-it-share-it/ https://drive.google.com/file/d/192hQEcKmovu-4hBg15LvLEiZekcEkgxm/vhttps://drive.google.com/file/d/192hQEcKmovu-4hBg15LvLEiZekcEkgxm/view?usp=sharingiew?usp=sharing

artikel metode olsi dalam pembelajaran biologi

EVEKTIFITAS METODE OLSI (OWN IT, LEARN IT, SHARE IT) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI MANUSIA PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 1 PETANG TAHUN PELAJARAN 2021/2022 I GUSTI PUTU AGUNG ARIMBAWA, S.Pd.,MPd SMA Negeri 1 Petang,Badung, Indonesia; agungajus@gmail.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) meningkatkan motivasi belajar Biologi siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Petang Tahun Pelajaran 2021/2022 dengan implementasi Metode OLSI; 2) Meningkatkan prestasi belajar Biologi siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Petang tahun pelajaran 2021/2022 dengan implementasi metode OLSI. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), dengan subyek penelitian seluruh siswa kelas XI IPA4 yang berjumlah 33 orang. Obyek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan prestasi belajar biologi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data motivasi belajar dikumpulkan melalui angket motivasi belajar dengan menggunakan skala Likert (1-5) dan data prestasi belajar siswa dikumpulkan melalui tes prestasi belajar yang disusun dalam bentuk tes objektif dengan skala 100. Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Terjadi peningkatan motivasi belajar Biologi siswa kelas XI IPA4 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2021/2022. Rata-rata motivasi belajar Biologi siswa sebesar 79,98 dengan kategori tinggi pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 86,63 dengan kategori sangat tinggi; 2) Terjadi peningkatan prestasi belajar biologi siswa kelas XI IPA4 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2021/2022 melalui implementasi metode OLSI). Rata-rata prestasi belajar biologi siswa sebesar 73,03 dengan kategori cukup pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 89.00 dengan kategori sangat baik Kata Kunci: Pembelajaran OLSI, Motivasi belajar dan Prestasi belajar. Abstract. This study aims to: 1) increase the motivation in learning Biology for students of class XI IPA4 of SMA Negeri 1 Petang in the 2021/2022 academic year by implementing the OLSI method; 2) Improve Bi-ology learning achievement for students of class XI IPA 4 of SMA Negeri 1 Petang in the 2021/2022 academic year by implementing the OLSI method. This research is a classroom action research, with the research subjects all students of class XI IPA4, in total 33 students. The object of this research is learning motivation and learning achievement in biology. This research was conducted in two cycles. Each cycle consists of 4 stages, namely action planning, action implementation, observation and reflection. Learning moti-vation data was collected through a learning motivation questionnaire us-ing a Likert scale (1-5) and student achievement data was collected through a learning achievement test which was arranged in the form of an objective test with a scale of 100. The collected data was then analyzed descriptively. The results showed: 1) There was an increase in students' motivation to learn Biology in class XI IPA4 of SMA Negeri 1 Petang in the 2021/2022 aca-demic year. The average student motivation to learn Biology is 79.98 in the high category in the first cycle, and has increased in the second cycle to 86.63 in the very high category; 2) There has been an increase in the biolo-gy’s learning achievement of class XI IPA4 in SMA Negeri 1 Petang class students in the 2021/2022 academic year through the implementation of the OLSI method). Biology’s learning achievement of students in average is 73.03 with sufficient category in the first cycle, and has increased in the second cycle to 89.00 in the very good category. Keywords: OLSI, learning motivation, and learning achievement. PENDAHULUAN Setiap guru selalu menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya meyenangkan dan berpusat pada peserta didik. Peserta didik antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi dan saling memberikan semangat. Tujuan akhir dari semua proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan. Mudjiman dalam Prihadi (2013: vii) mengatakan bahwa dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang sudah mulai masuk pada dunia pendidikan, pembelajaran yang hanya mengandalkan proses klasikal di kelas perlu didesain ulang karena tidak selalu memfasilitasi keanekaragaman gaya belajar peserta didik. Dalam era informasi seperti saat ini, guru dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya memanfaatkan sumber belajar online dan menggunakan beragam media dan metode pembelajaran, sehingga dapat menarik perhatian dan dapat membangkitkan semangat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Observasi awal dan wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 1 Petang pada 04 Januari 2022. Diperoleh informasi bahwa guru menggunakan metode ceramah dan diskusi. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 13 siswa, 11 diantaranya mengatakan bahwa metode belajar yang monoton dan tidak bervariasi menyebabkan mereka merasa bosan, sehingga mereka kurang tertarik untuk menyimak dan memperhatikan penjelasan guru. Akibatnya mereka kurang memahami materi pembelajaran. Dari wawancara guru biologi SMA Negeri 1 Petang, mengatakan bahwa waktu pembelajaran yang terbatas menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif karena materi-materi pada mata pelajaran biologi cukup padat sehingga tidak semua materi pelajaran bisa dijelaskan secara optimal. Berdasarkan data nilai tes awal siswa kelas XI IPA 4, terdapat 31 siswa tidak tuntas, 1 sakit dan 1 siswa ijin dari jumlah keseluruhan siswa 33 orang dengan KKM 70. Belum tercapainya KKM bagi siswa kelas XI IPA4, menyebabkan perlunya diterapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat menjawab tantangan pembelajaran di PTMT Covid 19, Model OLSI merupakan alternatif solusi yang dapat digunakan agar hasil belajar meningkat. Menurut Ukti Lutvaidah dalam Nanda Rayani (2021), tentang Implementasi Pembelajaran Blended Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Man 2 Kota Jambi di Era New Normal Pandemi Covid-19 setiap peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran pasti mengharapkan hasil belajar yang baik, karena hasil belajar yang baik menjadi cerminan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang baik dapat dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa, dapat diketahui bahwa rendahnya kualitas pembelajaran biologi bersumber pada : 1) kurang efektifnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran lebiih cenderung guru sebagai penceramah dan sedikit memberikan kesempatan untuk berkembangnya siswa sesuai dengan skill yang dimiliki sehingga tingkat kebosanan siswa timbul dan motivasi siswa menjadi sangat rendah. Untuk itulah diperlukan kreativitas guru dalam memngembangkan proses pembelajaran, 2) metode pembelajaran yang digunakan belum tepat dan belum berdasarkan kebutuhan dari kelas bersangkutan, tetapi lebih karena tuntutan materi. Tuntutan materi yang dimaksud adalah segera bisa diselesaikannya setiap kompotensi dasar sesuai waktu dalam kalender akademik tanpa memperhatikan daya tangkap dan kemampuan dari siswa, 3) siswa kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek pembelajaran, misalnya ramai, celometan, kipas-kipas, berbicara sendiri dengan teman sebangku, 4) banyak siswa yang tidak memiliki buku acuan yang diberikan guru, hanya sebagian kecil yang punya karena keterbatasan dana sehingga siswa kurang dalam penguasaan konsep, 5) dalam pembelajaran guru lebih menekankan pada hasil pembelajaran yang akan dicapai daripada proses pembelajaran yang berlangsung, 6) sarana prasarana yang ada belum digunakan, 7) belum tampak adanya inovasi atau pembaharuan pembelajaran sehingga kualitas proses pembelajaran belum sepenuhnya terlaksana dengan optimal. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan Efektivitas Metode OLSI (Own It, Learn It, Share It) Dalam Pembelajaran Biologi Materi Sistem Respirasi Manusia Pada Siswa Kelas XI IPA 4 Semester Genap Di SMA Negeri 1 Petang Tahun Pelajaran 2021/2022 Pembelajaran berpusat pada siswa (student centered learning) ini, siswa bertanggung jawab lebih untuk memantau kemajuan belajar mereka sendiri. Siswa lebih terlibat jauh dalam berpikir tingkat yang lebih tinggi (high order thinking). Dalam pendekatan ini siswa secara berdiskusi dengan kelompoknya mengeksplorasi secara mandiri terhadap suatu permasalahan. Siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa. Alasan rasional penggunaan metode OLSI adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sains dan akan lebih tertarik terhadap sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tu-lang punggung metode OLSI. Investigasi ini difokuskan untuk me-mahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut (Blosser, 1990). Selama ini penelitian Biologi dengan mengaplikasikan metode OLSI be-lum optimal. Penelitian hanya sebatas penggunaan metode dengan melakukan pengamatan/observasi langsung tanpa melakukan suatu dokumentasi dan belum dapat memaksimalkan kreativitas siswa dalam menyampaikan hasil investigasinya, sehingga kemampuan daya ingat siswa terhadap materi yang ditemukan tidak dapat tersimpan lama dalam otak mereka. Ironisnya, bagi siswa yang memiliki kemampuan daya ingat yang rendah tidak memungkinkan untuk mengulang kembali materi yang telah disampaikan. Beberapa hasil penelitian terdahulu seperti penelitian yang diadakan oleh Yoga Pawwata dalam penelitiannya di Universitas Dhyana Pura Badung, menunjukan Pembelajaran Gerak Dalam Pendidikan Jasmani Dari Perspektif Merdeka Belajar dalam penelitiannya dengan mengkaji artikel berkaitan dengan merdeka belajar di hasilkan bahwa kreatifitas siswa dalam implementasi gerak secara mandiri melalui gambaran umum pendidik dapat menghasilkan motivasi dan kreativitas dari peserta didik dalam melaksnakan materi gerak. Meilita Salamony dalam penelitiannya di SMA Negeri 9 Ambon, Maluku tentang Pemanfaatan Model OLSI Berbasis Merdeka Belajar Terhadap Hasil Belajar kimia Siswa SMA Negeri 9 Ambon menunjukkkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model OLSI lebih tinggi daripada hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional. Perbedaan hasil ditunjukan pada hasil pre tes kelas control 37 %, ekperimen 36 %, sedangkan post test hasil pada kelas eksperimen sebesar 86 % dan kelas kontrol sebesar 72% Dengan Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen Sebesar 100% Dan Kelas Kontrol Sebesar 56, 62%. Dalam Penelitiannya di SMA N 1 Kuta, tentang Implementasi metode inkuiri berbantuan handphone (HP) dapat meningkatkan prestasi belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2018/2019. Eka Mahendra mnyebutkan bahwa rata-rata prestasi belajar biologi siswa sebesar 68.00 dengan kategori cukup pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus 2. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran jarak jauh maupun di kelas sangat diperlukan proses pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu inovasi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi peserta didik sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan motivasi yang tinggi sehingga menimbulkan prestasi dalam belajar, maka di desain sebuah model pembelajaran kontemporer yang dikembangkan oleh Lee dan Hannafin 2016 dalam Meilita Salamony (2021) yang disebut OWN IT, LEARN IT, SHARE IT ((Lee, Eunbae, Hannafin, & Michael, 2016). Kerangka konseptual dari model pembelajaran ini diambil dari tiga teori: 1) Self-determination theory; 2) Constructivism theory; 3) Constructionism theory. Pada pembelajaran di era pandemic, Own it, learn it, share it dapat digunakan dengan disesuaikan dengan teknologi dan learning tools yang digunakan. Pada aktivitas belajar sikron hanya dapat dilakukan dengan tatap maya karena larangan pembelajaran tatap muka. Sebagai contoh menggunakan model ini maka pada tahap own it, selama 30 men-it tatap maya, guru menyampaikan konteks dan siswa menentukan sendiri tujuan belajarnya. Dengan metode tersebut diharapkan siswa mampu mencapai pembelaja-ran Sistem Respirasi dengan baik. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 4 yang berjumlah 33 orang. Lokasi penelitian ini adalah SMAN 1 Petang. Penelitian dilaksanakan pada bu-lan Januari sampai dengan Maret 2022. Penelitian ini berlangsung sela-ma 2 siklus yang setiap siklusnya melalui tahap perencanaan, pelaksa-naan, pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data dil-akukan dengan metode observasi, dan metode tes. Metode ana-lisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data mo-tivasi belajar siswa diperoleh menggunakan angket dan data hasil belajar Biologi siswa diperoleh menggunakan tes on line berbasis Quiziss. Krite-ria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu ketunta-san secara klasikal minimal 80% dan motivasi siswa minimal tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Petang Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Jumlah siswa dari kelas X sampai dengan kelas XII Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah 987 orang. Berdasarkan rekaman hasil observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran Biologi di kelas XI MIPA 1 ditemukan : (1) dalam belajar siswa terlihat pasif, siswa hanya melihat, mendengar, dan mencatat penjelasan guru sehingga kegiatan belajar lebih banyak didominasi oleh guru. (2) guru belum berupaya mengaitkan isi materi yang dibahas dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna. (3) Siswa jarang mau bertanya ataupun berdiskusi dengan guru maupun dengan teman belajarnya. Ketika siswa diberikan pertanyaan, mereka lebih memilih diam daripada mengemukakan pendapat. (4) karakteristik siswa kelas XI MIPA 4 yang heterogen sehingga diperlukan suatu metode pembelajaran yang berbeda. Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan ini,berlangsung dua siklus dari tanggal 10 Januari sampai dengan 18 Maret 2022. Data-data yang telah terkumpul selanjutmya dianalisis dengan model-model yang telah ditetapkan sebelumnya. Masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dengan distribusi waktu satu pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu pertemuan untuk pemberian evaluasi. Rincian konsep yang dibahas pada setiap siklus disajikan seperti tabel berikut : Tabel. 01 Konsep yang dibahas pada masing-masing siklus SIKLUS Materi WAKTU I Definisi Sistem Respirasi Hewan dan manusia 1 X pertemuan (2X 40 menit) Struktur Respirasi Hewan dan manusia 1 X pertemuan (2X 40 menit) II Proses Respirasi Manusia dan Komposisi udara saat Respirasi manusia 1 X pertemuan (2X 40 menit) Kelainan pada system Respirasi 1 X pertemuan (2X 40 menit) Hasil penelitian pada siklus I mencakup motivasi belajar dan prestasi belajar. Hasil analisis data dapat diuraikan sebagai berikut. (a) Data Motivasi Belajar Siswa Hasil data motivasi belajar siswa siklus I dapat di lihat pada tabel 02. Tabel 02. Distribusi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kreteria Jumlah siswa (orang) % Keterangan 80 ≤ X 10 35,56 % Sangat tinggi 67 ≤ X < 80 16 64,44 % Tinggi 54 ≤ X < 67 0 0 % Sedang 41 ≤ X < 54 0 0 % Rendah X < 48 0 0 % Sangat rendah Berdasarkan tabel 02. diperoleh presentase jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar termasuk kategori sangat tinggi sebesar 35,56 %, kategori tinggi sebesar 64,44 % dan tidak ada siswa dengan kategori sedang, rendah maupun sangat rendah. Secara klasikal skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 80.15 dengan kategori tinggi. Dari hasil tersebut tampak bahwa pembelajaran dengan Metode OlSI (Own It, Learn It, Share It) dalam Pembelajaran Biologi efektif memberikan motivasi yang tinggi dari siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Petang. Indikator keberhasilan peningkatan motivasi belajar siswa yaitu apabila motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi dengan kemampuan membuat poster dan kemauan serta kesiapan mengupload di media sosial. (b) Data Prestasi belajar siswa Distribusi prestasi belajar siswa pada siklus I, disajikan pada tabel 03. Tabel 03. Distribusi Nilai Prestasi Belajar Siswa Kreteria Jumlah siswa (orang) % Keterangan 85 ≤ M < 100 11 36,30% Sangat baik 70 ≤ M < 85 5 16,50 % Baik 55 ≤ M < 70 1 0,33 % Cukup 40 ≤ M < 55 14 46,20 % Kurang 0 ≤ M < 40 1 0,33 % Sangat Kurang Berdasarkan tabel 03. diperoleh persentase jumlah siswa yang memiliki prestasi belajar dengan kategori sangat baik, sebesar 36,30 % , kategori baik sebesar 16,50 %, kategori cukup 0,33 % ,kategori kurang 46,20 % dan katagori sangat kurang 0,33. Secara klasikal skor rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 73,03 dengan kategori cukup. Data tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa belum sesuai dengan harapan dalam penelitian ini. Indikator keberhasilan prestasi belajar jika berada dalam kategori baik/ nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 80. Hasil Penelitian Siklus II (a) Data Motivasi Belajar Siswa Hasil data motivasi belajar siswa siklus II dapat di lihat pada tabel 04. Tabel 04. Distribusi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kreteria Jumlah siswa (orang) % Keterangan 80 ≤ X 45 100 % Sangat tinggi 67 ≤ X < 80 0 0 % Tinggi 54 ≤ X < 67 0 0 % Sedang 41 ≤ X < 54 0 0 % Rendah X < 48 0 0 % Sangat rendah Berdasarkan tabel 04. diperoleh presentase jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar termasuk kategori sangat tinggi sebesar 100 %, dan tidak ada siswa dengan kategori tinggi, sedang, rendah maupun sangat rendah. Secara klasikal skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 85,85 dengan kategori sangat tinggi. Dari hasil tersebut tampak bahwa Dari hasil tersebut tampak bahwa pembelajaran dengan Metode OlSI (Own It, Learn It, Share It) dalam Pembelajaran Biologi efektif memberikan motivasi yang tinggi dari siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Petang. Indikator keberhasilan peningkatan motivasi belajar siswa yaitu apabila motivasi belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi dengan kemampuan membuat poster dan video hasil kegaiatan, serta kemauan, kesiapan mengupload dan memberikan komentar di media sosial. (b) Data Prestasi Belajar Siswa Distribusi prestasi belajar siswa pada siklus II, disajikan pada tabel 05. Tabel 05. Distribusi Nilai Prestasi Belajar Siswa Kreteria Jumlah siswa (orang) % Keterangan 85 ≤ M < 100 25 82,50 % Sangat baik 70 ≤ M < 85 4 13,20 % Baik 55 ≤ M < 70 3 0, 99% Cukup 40 ≤ M < 55 1 0,33 % Kurang 0 ≤ M < 40 0 0 % Sangat Kurang Berdasarkan tabel 05. diperoleh presentase jumlah siswa yang memiliki prestasi belajar termasuk kategori sangat Baik sebesar 82,50 %, dengan kategori baik sebesar 13,20 %, katagori cukup 0,99 %, katagori kurang 0,33 % rendah, sedangkan katagori tidak terdapat sangat rendah. Secara klasikal skor rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 89,00 dengan kategori sangat baik. Dari hasil tersebut tampak bahwa implementasi metode OLSI melalui sudah dapat meningkatkan prestasi belajar biologi siswa. Indikator keberhasilan prestasi belajar jika berada dalam kategori baik/ nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 80. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus, menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar biologi siswa. Berdasarkan analisis data pada siklus I di peroleh bahwa skor rata-rata motivasi belajar biologi siswa sebesar 80,15 dengan kategori tinggi dan skor rata-rata prestasi belajarnya sebesar 73,03 dengan kategori cukup, daya serap sebesar 68 % dan ketuntasan klasikalnya 57,78 %. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penelitian ini belum berhasil. Indicator keberhasilan prestasi belajar jika berada dalam kate-gori baik/ nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 80 dan motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan pengamatan, banyaknya siswa yang memperoleh nilai prestasi belajar yang kurang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu : 1) siswa belum terbiasa belajar dengan menemukan sendiri konsep yang dipelajari, sehingga hasil pembuatan power point yang dihasilkan belum maksimal, 2) siswa belum terbiasa menggunakan powerpoint sebagai sarana belajar, dan terkesan siswa menunggu arahan atau penjelasan guru, 3) siswa belum terbiasa untuk mengubah pola belajar mereka yakni guru sebagai sumber informasi, 4) beberapa siswa belum memaksimalkan fungsi laptop dan fasilitas lainnya yang mendukung, sehingga beberapa slide tidak jelas, 5) siswa belum memaksimalkan fasilitas internet gratis dalam menggali informasi, dan masih mengandalkan satu buku sumber sehingga informasi yang dihasilkan tidak optimal, 7) beberapa siswa masih bingung dengan konsep yang ditemukannya, sehingga penjelasan dalam powerpoint yang dihasilkan masih membingungkan. Berdasarkan kendala tersebut, dilakukan beberapa perbaikan tindakan terhadap proses pembelajarannya, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) sebelum pelaksanaan tindakan siklus II, guru/peneliti menekankan kembali mengenai pembelajaran, baik langkah pembelajaran, maupun aspek-aspek yang terkait dengan penilaian sehingga siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajarannya; (2) guru menekankan pembuatan powerpoint untuk proses pembelajaran guna meminimalisir salah penggunaan, (3) guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok untuk membuat powerpoint pembelajaran di rumah. Motivasi belajar pada siklus I menunjukkan bahwa implementasi metode OLSI sudah dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa. Hal ini dikarenakan, siswa senang dapat mengeksplorasi konsepnya sendiri dengan menggunakan peralatannya sendiri walaupun konsep yang ditemukan dan disampaikan belum sepenuhnya benar, dan siswa mampu merealkan konsep-konsep abstrak pada waktu pembelajaran melalui investigasi langsung. Hal ini memunculkan kebermaknaan dalam belajar yang pada akhirnya mampu meningkatkan motivasi belajar. Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, perolehan nilai motivasi belajar dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Rata-rata motivasi belajar biologi siswa sebesar 85.85 dengan kategori sangat tinggi dan skor rata-rata prestasi belajarnya sebesar 89.00 dengan kategori sangat baik, daya serap sebesar 88 % dan ketuntasan klasikalnya 100 %. Dari kategori yang ditetapkan maka penelitian ini sudah mencapai kategori keberhasilan, yakni : indicator keberhasilan prestasi belajar berada dalam kategori baik/ nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 80 dan motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Metode OLSI (Own It, Learn It, Share It) efektif Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Pembelajaran Biologi Materi Sistem Respirasi Manusia Pada Siswa Kelas XI IPA 4 Semester Genap Di SMA Negeri 1 Petang Tahun Pelajaran 2021/2022 SIMPULAN Dari hasil analisis dan pembahasan tentang implementasi metode OLSI dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Metode OLSI (Own It, Learn It, Share It) efektif Untuk Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Respirasi Manusia Pada Siswa Kelas XI IPA 4 tahun pelajaran 2021/2022. Rata-rata motivasi belajar biologi siswa sebesar 80.15 dengan kategori tinggi pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85. 85 dengan kategori sangat tinggi, 2) Metode OLSI (Own It, Learn It, Share It) efektif Untuk Meningkatkan Prestasi Pembelajaran Biologi Materi Sistem Respirasi Manusia Pada Siswa Kelas XI IPA 4 tahun pelajaran 2021/2022. Rata-rata prestasi belajar biologi siswa sebesar 73.03 dengan kategori cukup pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 89.00 dengan kategori sangat baik. DAFTAR PUSTAKA Adam, steffi dan Muhammad T.S. “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Ananda Batam.” CBIS Journal 3 No 2, no. ISSN 2337-8794 (2015): 78–90. Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Ayu S. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Elektronik (E-learning) Berbasis Situs Web Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Koperasi Siswa 13 Kelas XII IPS SMA Negeri Pajangan 1 Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta. Edupai. Pembelajaran dengan Google Classroom (Online) (https://www.edupai.web.id/2015/07/pembelajaran-dengan googleclassroom.html?m=1, diakses 10 Mei 2018). Hake, Richard. (2012). Analyzing Change/Gain Scores. USA: Indiana Universiti Cah Sasmin, 2022. Poter (Definisi, Tujuan, Ciri, Macam, Gambar) https://www.artikelmateri.com/2016/03/poster-adalah-pengertian ciri-tujuan-jenis-macam-membuat-gambar.html Darmawan, D. 2006. Biologi komunikasi melalui implementasi teknologi informasi menuju akselerasi pembelajaran. Jurnal Teknodik. No. 18/X/TEKNODIK/Juni/2006, hal 7-47. Penerbit: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Depdiknas. Doantara Yasa. 2008. Pembelajaran Kooperatif Tipe GI. http://www.ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajaran kooperatif-group-investigation. Diakses pada tanggal 10 September 2010. Eka Mahendra, I Gede. 2011 Implementasi Metode Inkuiri Berbantuan Handphone (Hp) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kuta. Laporan Penelitian Tindakan Kelas: SMA Negeri 1 Kuta Handarini, Oktafia Ika, and Siti Sri Wulandari. “Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19.” Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) 8, no. 3 (2020): 496–503. Hsb, Abd Aziz. “Kontribusi Lingkungan Belajar Dan Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah.” Jurnal Tarbiyah 25, no. 2 (2018). Husamah, Dkk. Belajar Dan Pembelajaran. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang, 2018. Jalinus, Nizwardi. Media Dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2016. Mahnun, Nunu. “Implementasi Pembelajaran Online Dan Optimalisasi Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Online Di Perguruan Tinggi Islam Dalam Mewujudkan World Class University.” IJEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan 1, no. 1 (2018): 29–36. Imbrahim, M.dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya : Universitas Press. Mulyana, E. & Saepudin, A. 2006. Perkembnagan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. Jurnal Teknodik. No. 18/X/TEKNODIK/Juni/2006, hal 119-134. Penerbit: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Depdiknas. Muhadi, F. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Sanata Dharma, 2013. Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013 Meilita Salamony. 2021. Pemanfaatan Model Olsi Berbasis Merdeka Belajar Terhadap hasil belajar Kimia SMA Negeri 9 Ambon. Penelitian Ilmiah di KIG. 2021.Jakata: Presenter KIG Nanda Rayani. 2021. New Normal Pandemi Covid-19. Skripsi.Jambi: Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin. Https://Retizen.Republika.Co.Id/Posts/11747/Pembelajaran-Berpusat-Pada-Siswa-Di-Era-Pandemi Sugiyono, (2017). Metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development. Bandung:Alfabeta Ues Anis Chaeruman. (2020). Contoh Model Pembelajaran Era New normal Own It, Learn It, Share It, https://www.youtube.com/watch?v=EygzV9orFCo Yoga Parwata, I Made. (2021). Pembelajaran Gerak Dalam Pendidikan Jasmani Dari Perspektif Merdeka Belajar. Indonesian Journal Of Educational Developmet, 2(2), hlm. 219-228, Agustus 2021. Olifia Rombot. Dr. S.Sos. S.Pd.,M.Pd. 2021 Own It, Share It, Learn It. https://pgsd.binus.ac.id/2021/04/10/own-it-learn-it-share-it/

artikel PTK wordwallgame quis dalam pembelajaran biologi

PENERAPAN WORDWALL GAME QUIS BERPADUKAN CLASSROOM DALAM PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI PESERTA DIDIK KELAS 11 MIPA 1 PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI ZAT ADIKTIF DAN PSIKO-TROPIKA SMA NEGERI 1 PETANG TAHUN PELAJARAN 2020/2021 I GUSTI PUTU AGUNG ARIMBAWA, S.Pd.,MPd SMA Negeri 1 Petang,Badung, Indonesia; agungajus@gmail.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) meningkatkan motivasi belajar biologi siswa; 2) meningkatkan prestasi belajar biologi siswa melalui implementasi Wordwall Game Quis berpadukan Classroom. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), dengan subyek penelitian seluruh siswa kelas XI MIPA 1 yang berjumlah 28 orang. Obyek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan prestasi belajar biologi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data motivasi belajar dikumpulkan melalui angket motivasi belajar dengan menggunakan skala Likert (1-5) dan data prestasi belajar siswa dikumpulkan melalui tes prestasi belajar yang disusun dalam bentuk tes objektif dengan skala 100. Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan : 1) terjadi peningkatan motivasi belajar Biologi siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2020/2021. Rata-rata motivasi belajar Biologi siswa sebesar 80,15 dengan kategori tinggi pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85,85 dengan kategori sangat tinggi; 2) terjadi peningkatan prestasi belajar biologi siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2020/2021 melalui implementasi Word Game Quis berpadukan Classroom. Rata-rata prestasi belajar biologi siswa sebesar 21,43 dengan kategori sangat kurang pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 84.00 dengan kategori sangat baik. Kata Kunci: Wordwall Game Quis, Motivasi belajar dan Prestasi belajar. Abstract. The research was aimed at: 1) improving students’ Biology motivation learning, 2) improving students’ prestation in learning biology passed through implementation of powerpoint aided inquiry method. The research was classroom action research. The subject of this research was all of the students in XI MIPA 1. It consisted of 28 students. The object in the research was learning motivation and biologi learning’s achievement result. The research was done in two cycles, each cycle consisted of four steps: planning, action performance, observation and reflection. Learning motivation data was collected through learning motivation questioneres by using Likert scala (1-5) and student learning achievement result data was collected through learning achievement was arranged in multiple choice was test in 100 scala. The collected data was then analysed descriptively. Research result showed that : 1) there was improvement of students motivation of learning Biology in XI IPA 2 class of SMA N 1 Petang in 2018/2019. Mean score of Biology learning motivation of the students was 80,85 as it was very well level category in the first cycle and it increased in the second cycle into 85,85 with excellent category. 2) There was an improvement of students prestation in learning biology at XI IPA 2 class of SMA N 1 Petang in 2020/2021. Through the implementation Wordwall Game Quis and Classroom Combination method. The mean score of student prestation in learning biology was 21,43 as it was sufficient level category in the first cycle and increased in the second cycle into 84.00 with an excellent level category. Keywords: Wordwall Game Quis, learning motivation, and learning achievement. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembangunan bangsa. Didalam UU No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional (sisdiknas) juga disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha yang dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Setiap guru selalu menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya meyenangkan dan berpusat pada peserta didik. Peserta didik antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi dan saling memberikan semangat. Tujuan akhir dari semua proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan. Menurut Nunuk Suryani (2012) media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar kepenerima pesan (siswa), tetapi saat ini banyak siswa yang merasa jenuh dengan aktivitas rutin yang monoton dan membebani. Media pembelajaran dapat juga dilakukan mengunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Pemanfaatan internet dalam bentuk media pembelajaran berbasis web merupakan salah satu bentuk e-learning yang pada era ini sedang populer dikembangkan oleh lembaga pendidikan. Merilainen et al. (2013,) menambahkan bahwa pembelajaran online dapat membuat siswa aktif. Pembelajaran berbasis web yang sering diguanakan saat ini antara lain seperti Schoology, Moodle, Edmodo, Claroline, Google Classroom dan masih banyak lainnya. Teknologi internet yang memiliki sifat interaktif, fleksible, dan tidak terbatas ruang dan waktu diharap menjadi salah satu media pembelajaran yang unggul. Namun pada kenyataannya pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran dikelas masih minim. Selama ini pembelajaran biologi lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja, sehingga diperlukan inovasi pembelajaran untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran biologi. Pembelajaran biologi tidak cukup disampaikan dalam pembelajaran dikelas hanya melalui transfer pengetahuan dari guru ke siswa namun perlu diberikan pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk berpikir lebih dalam tentang materi yang ada. Hasil belajar siswa pada tema Zat Adiftif dan Psikotropika di SMA Negeri 1 Petang tergolong rendah, seperti yang terjadi di kelas XI MIPA 1. Hal ini dapat dilihat dari profil kompetensi dasar Biologi pada Tema Zat Adiktif dan Psikotropika dalam aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang dicapai siswa dua tahun terakhir relatif masih rendah. Pada tahun pelajaran 2018/2019 nilai kognitif sebesar 66,07, psikomotor 70,00 dengan afektif cukup. Tahun pelajaran 2019/2020 kognitif 67,54, psikomotor 75,00 afektif cukup. Rendahnya penguasaan kompetensi dasar Biologi yang dicapai siswa merupakan refleksi dari rendahnya kualitas pembelajaran sains khususnya Biologi di SMA Negeri 1 Petang. Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa, dapat diketahui bahwa rendahnya kualitas pembelajaran biologi bersumber pada : 1) kurang efektifnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran lebiih cenderung guru sebagai penceramah dan sedikit memberikan kesempatan untuk berkembangnya siswa sesuai dengan skill yang dimiliki sehingga tingkat kebosanan siswa timbul dan motivasi siswa menjadi sangat rendah. Untuk itulah diperlukan kreativitas guru dalam memngembangkan proses pembelajaran, 2) metode pembelajaran yang digunakan belum tepat dan belum berdasarkan kebutuhan dari kelas bersangkutan, tetapi lebih karena tuntutan materi. Tuntutan materi yang dimaksud adalah segera bisa diselesaikannya setiap kompotensi dasar sesuai waktu dalam kalender akademik tanpa memperhatikan daya tangkap dan kemampuan dari siswa, 3) siswa kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek pembelajaran, misalnya ramai, celometan, kipas-kipas, berbicara sendiri dengan teman sebangku, 4) banyak siswa yang tidak memiliki buku acuan yang diberikan guru, hanya sebagian kecil yang punya karena keterbatasan dana sehingga siswa kurang dalam penguasaan konsep, 5) dalam pembelajaran guru lebih menekankan pada hasil pembelajaran yang akan dicapai daripada proses pembelajaran yang berlangsung, 6) sarana prasarana yang ada belum digunakan, misalnya sudah ada LCD tetapi belum digunakan secara optimal, 7) belum tampak adanya inovasi atau pembaharuan pembelajaran sehingga kualitas proses pembelajaran belum sepenuhnya terlaksana dengan optimal. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan Penerapan Wordwall Game Quis Berpadukan Classroom Dalam Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Peserta Didik . Media Word Wall merupakan salah satu tipe media pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Wordwall adalah kumpulan kosakata yang terorganisir secara sistematis yang ditampilkan dengan hurup yang besar dan ditempelkan pada dinding suatu kelas. Wordwall adalah sebuah media pembelajaran yang harus digunakan bukan hanya ditampilkan atau dilihat. Media ini dapat didesain untuk meningkatkan kegiatan kelompok belajar dan juga dapat melibatkan siswa dalam pembuatannya serta aktivitas penggunaannya. Game dimainkan terutama untuk hiburan, kesenangan, tetapi dapat juga berfungsi sebagai sarana latihan, pendidikan, dan simulasi. Game dapat mengasah kecerdasan dan keterampilan otak dalam mengatasi konflik atau permasalahan buatan yang ada dalam permainan. Namun, game juga dapat merugikan karena apabila terlalu sering bermain game maka pemain akan lupa waktu melakukan pekerjaan lainnya, sehingga membuat peker-jaan lain menjadi tertunda. Oleh karena itu, perlunya membuat game edukasi yang mengarahkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Prensky (2012), game edukasi adalah game yang didesain untuk belajar, tetapi tetap bisa menawarkan bermain dan bersenang-senang. Game edukasi adalah gabungan dari konten edukasi, prinsip pembelajaran, dan game komputer. Alasan rasional penggunaan metode Wordwall game quis adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sains dan akan lebih tertarik terhadap sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tu-lang punggung metode Wordwall Game Quis. Investigasi ini difokuskan un-tuk memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan pros-es berpikir ilmiah siswa. Selama ini penelitian Biologi dengan mengaplikasikan metode Wordwall Game Quis belum optimal. Penelitian hanya sebatas penggunaan metode Wordwall game quis dengan melakukan pengamatan/observasi langsung tanpa melakukan suatu dokumentasi dan belum dapat memaksimalkan kre-ativitas siswa dalam menyampaikan hasil investigasinya, sehingga kemam-puan daya ingat siswa terhadap materi yang ditemukan tidak dapat tersim-pan lama dalam otak mereka. Ironisnya, bagi siswa yang memiliki kemam-puan daya ingat yang rendah tidak memungkinkan untuk mengulang kem-bali materi yang telah disampaikan. Menurut (Haury, 1993), metode Wordwall Game Quis yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan si-kap anak terhadap Sains dan Matematika. Dalam makalahnya (Haury, 1993), menyatakan bahwa metode Wordwall game quis membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metode Wordwall game quis tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa. Wordwall Game Quis akan optimal jika didukung oleh media dalam pembelajaran, khususnya media yang berbasis ICT, karena dengan menggunakan teknologi akan dapat memberikan semangat dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan terjadi proses pembelajaran yang menyenangkan. Laptop yang dimiliki siswa dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengerjakan game secara individu, tujuan kegiatan ini adalah untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menggali pengetahuan tentang Zat Adiftif dan Psikotropika yang selanjutnya dikerjakan melalui Wordwall Game Quis. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran jarak jauhsangat diperlukan proses pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu inovasi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi peserta didik sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan motivasi yang tinggi sehingga menimbulkan prestasi dalam belajar, maka di desain sebuah metode pembelajaran dengan memunculkan dan modifikasi game online yang disebut wordwall game quis. Dengan metode tersebut siswa diharapakan dapat menemukan motivasi diri untuk memahami dan meresapi materi pembelajaran , khususnya dalam materi zat adiktif dan psikotropika sehingga mampu meningkatan prestasi dalam pembelajaran biologi. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 yang berjumlah 28 orang. Lokasi penelitian ini adalah SMAN 1 Petang. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sam-pai dengan Juni 2021. Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus yang se-tiap siklusnya melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatandan refleksi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode, metode observasi, dan metode tes. Metode analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data motivasi belajar siswa di-peroleh menggunakan angket dan data hasil belajar Biologi siswa diperoleh menggunakan tes on line berbasis Wordwall Game. Kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu ketuntasan secara klasikal minimal 80% dan motivasi siswa minimal tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Petang Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Jumlah siswa dari kelas X sampai dengan kelas XII Tahun Pelajaran 2020/2021 adalah 1038 orang. Berdasarkan rekaman hasil observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran Biologi di kelas XI MIPA 1 ditemukan : (1) dalam belajar siswa terlihat pasif, siswa hanya melihat, mendengar, dan mencatat penjelasan guru sehingga kegiatan belajar lebih banyak didominasi oleh guru. (2) guru belum berupaya mengaitkan isi materi yang dibahas dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna. (3) Siswa jarang mau bertanya ataupun berdiskusi dengan guru maupun dengan teman belajarnya. Ketika siswa diberikan pertanyaan, mereka lebih memilih diam daripada mengemukakan pendapat. (4) karakteristik siswa kelas XI MIPA 1 yang heterogen sehingga diperlukan suatu metode pembelajaran yang berbeda. Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan ini,berlangsung dua siklus dari tanggal 6 April sampai dengan 30 Juni 2021. Data-data yang telah terkumpul selanjutmya dianalisis dengan model-model yang telah ditetapkan sebelumnya. Masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dengan distribusi waktu satu pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu pertemuan untuk pemberian evaluasi. Rincian konsep yang dibahas pada setiap siklus disajikan seperti tabel berikut : Tabel. 01 Konsep yang dibahas pada masing-masing siklus SIKLUS Materi WAKTU I Pengertian Zat Adiktif dan Psikotropika 1 X pertemuan (2X 40 menit) Jenis- Jenis Zat Adiftif dan Psiko-tropika 1 X pertemuan (2X 40 menit) II Jenis- Jenis Zat Adiftif dan Psiko-tropika 1 X pertemuan (2X 40 menit) Kampanye tentang bebas Nafza malalui poster 1 X pertemuan (2X 40 menit) Hasil penelitian pada siklus I mencakup motivasi belajar dan prestasi belajar. Hasil analisis data dapat diuraikan sebagai berikut. (a) Data Motivasi Belajar Siswa Data tentang motivasi belajar siswa pada siklus 1 disajikan pada lampiran 5. Hasil data motivasi belajar siswa siklus I dapat di lihat pada tabel 02. Tabel 02. Distribusi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kreteria Jumlah siswa (orang) % Keterangan 80 ≤ X 10 35,56 % Sangat tinggi 67 ≤ X < 80 18 64,44 % Tinggi 54 ≤ X < 67 0 0 % Sedang 41 ≤ X < 54 0 0 % Rendah X < 48 0 0 % Sangat rendah Berdasarkan tabel 02. diperoleh presentase jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar termasuk kategori sangat tinggi sebesar 35,56 %, kategori tinggi sebesar 64,44 % dan tidak ada siswa dengan kategori sedang, rendah maupun sangat rendah. Secara klasikal skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 80.15 dengan kategori tinggi. Dari hasil tersebut tampak bahwa implementasi metode Wordwall Game Quis sudah dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa. Indikator keberhasilan peningkatan motivasi belajar siswa yaitu apabila motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi. (b) Data Prestasi belajar siswa Data tes prestasi belajar siswa pada siklus I terlihat pada lampiran. Distribusi prestasi belajar siswa pada siklus I, disajikan pada tabel 03. Tabel 03. Distribusi Nilai Prestasi Belajar Siswa Kreteria Jumlah siswa (orang) % Keterangan 85 ≤ M < 100 0 0% Sangat baik 70 ≤ M < 85 0 0 % Baik 55 ≤ M < 70 2 7,14 % Cukup 40 ≤ M < 55 3 10,71 % Kurang 0 ≤ M < 40 23 82,14 % Sangat Kurang Berdasarkan tabel 03. diperoleh persentase jumlah siswa yang memiliki prestasi belajar dengan kategori sangat baik, sebesar 00 % , kategori baik sebesar 00 %, kategori cukup 7,14 %, siswa dengan katagori kurang 10,71% dan siswa dengan kategori sangat kurang 82,14%. Secara klasikal skor rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 21,43 dengan kategori sangat kurang. Data tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa belum sesuai dengan harapan dalam penelitian ini. Indikator keberhasilan prestasi belajar jika berada dalam kategori baik/ nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 70. Hasil Penelitian Siklus II (a) Data Motivasi Belajar Siswa Hasil data motivasi belajar siswa siklus II dapat di lihat pada tabel 04. Tabel 04. Distribusi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kreteria Jumlah siswa (orang) % Keterangan 80 ≤ X 28 100 % Sangat tinggi 67 ≤ X < 80 0 0 % Tinggi 54 ≤ X < 67 0 0 % Sedang 41 ≤ X < 54 0 0 % Rendah X < 48 0 0 % Sangat rendah Berdasarkan tabel 04. diperoleh presentase jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar termasuk kategori sangat tinggi sebesar 100 %, dan tidak ada siswa dengan kategori tinggi, sedang, rendah maupun sangat rendah. Secara klasikal skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 85,85 dengan kategori sangat tinggi. Dari hasil tersebut tampak bahwa implementasi metode Wordwall Game Quis sudah dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa. Indikator keberhasilan peningkatan motivasi belajar siswa yaitu apabila motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi. (b) Data Prestasi Belajar Siswa Data tes prestasi belajar siswa pada siklus II terlihat pada lampiran. Distribusi prestasi belajar siswa pada siklus II, disajikan pada tabel 05. Tabel 05. Distribusi Nilai Prestasi Belajar Siswa Kreteria Jumlah siswa (orang) % Keterangan 85 ≤ M < 100 20 71,42 % Sangat baik 70 ≤ M < 85 3 10,71 % Baik 55 ≤ M < 70 2 7,14 % Cukup 40 ≤ M < 55 3 10,71 % Kurang 0 ≤ M < 40 0 0 % Sangat Kurang Berdasarkan tabel 05. diperoleh presentase jumlah siswa yang memiliki prestasi belajar termasuk kategori sangat baik sebesar 71,42 %, siswa dengan kategori baik 10, 71, siswa dengan katagori cukup 7,14 dan siswa dengan katagori kurang 10,71 %,. Secara klasikal skor rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 84,00 dengan kategori sangat baik. Dari hasil tersebut tampak bahwa implementasi metode Wordwall Game Quis melalui sudah dapat meningkatkan prestasi belajar biologi siswa. Indikator keberhasilan prestasi belajar jika berada dalam kategori baik/ nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 70. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus, menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar biologi siswa. Berdasarkan analisis data pada siklus I di peroleh bahwa skor rata-rata motivasi belajar biologi siswa sebesar 80,15 dengan kategori tinggi dan skor rata-rata prestasi belajarnya sebesar 21,43 dengan kategori sangat ku-rang, daya serap sebesar 68 % dan ketuntasan klasikalnya 57,78 %. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penelitian ini belum berhasil. Motivasi belajar pada siklus I menunjukkan bahwa implementasi metode Wordwall Game Quis sudah dapat meningkatkan motivasi belajar Biologi siswa. Hal ini dikarenakan, siswa senang dapat mengeksplorasi konsepnya sendiri dengan menggunakan peralatannya sendiri walaupun konsep yang ditemukan dan disampaikan belum sepenuhnya benar, dan siswa mampu merealkan konsep-konsep abstrak pada waktu pembelajaran melalui investigasi langsung serta mampu mengkampanyekan Bebas Narkoba melalui poster yang diunggah di media sosial. Hal ini memunculkan kebermaknaan dalam belajar yang pada akhirnya mampu meningkatkan motivasi belajar. Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, perolehan nilai motivasi belajar dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Rata-rata motivasi belajar biologi siswa sebesar 85.85 dengan kategori sangat tinggi dan skor rata-rata prestasi belajarnya sebesar 84.00 dengan kategori sangat baik, daya serap sebesar 88 % dan ketuntasan klasikalnya 100 %. Dari kategori yang ditetapkan maka penelitian ini sudah mencapai kategori keberhasilan, yakni : indicator keberhasilan prestasi belajar berada dalam kategori baik/ nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 70 dan motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi metode Wordwall Game Quis mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar biologi siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Petang tahun pelajaran 2020/2021. SIMPULAN Dari hasil analisis dan pembahasan tentang implementasi metode Wordwall Game Quis dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Implementasi metode Wordwall Game Quis dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2020/2021. Rata-rata motivasi belajar biologi siswa sebesar 80.15 dengan kategori tinggi pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85. 85 dengan kategori sangat tinggi, 2) Implementasi metode Wordwall Game Quis dapat meningkatkan prestasi belajar biologi siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2020/2021. Rata-rata prestasi belajar biologi siswa sebesar 21,43 dengan kategori sangat kurang pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 84.00 dengan kategori sangat baik. DAFTAR PUSTAKA Adam, steffi dan Muhammad T.S. (2015) Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X SMA. Ananda Batam. CBIS Journal 3 (2), No. ISSN 2337-8794, 78–90. Ahmadi, Abu. (2011), Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Ayu S. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Elektronik (E-learning) Berbasis Situs Web Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Koperasi Siswa 13 Kelas XII IPS SMA Negeri Pajangan 1 Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi. UNY, Yogyakarta (https://www.edupai.web.id/2015/07/pembelajaran diakses 10 Mei 2018. Fanny Mestyana Putri. (2020). Efektivitas Penggunaan Aplikasi Wordwall dalam Pembelajaran Daring (Online) Matematika Pada Materi Bilangan Cacah Kelas 1 di Min 2 Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (https://repository.uinjkt.ac.id, diakses 14 Juli 2021). Handarini, Oktafia Ika, and Siti Sri Wulandari. (2020) Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) 8(3). 496–503. Hsb, Abd Aziz. (2018) Kontribusi Lingkungan Belajar Dan Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah. Jurnal Tarbiyah 25 (2). 68-70 . Husamah,Dkk.(2018) Belajar Dan Pembelajaran. Universitas Muhamadiyah Malang. Jalinus, Nizwardi. (2016) Media Dan Sumber Pembelajaran. Kencana. Mahnun, Nunu. (2018) Implementasi Pembelajaran Online DanOptimalisasi Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Online Di Perguruan Tinggi Islam Dalam Mewujudkan World Class University. IJEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan 1(1) 29–36. Muhadi, F. (2013).Metodologi Penelitian. Sanata Dharma,. Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Remaja Rosdakarya, Santyasa, I. W. (2005). Model pembelajaran Inovatif dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah. Disajikan Dalam Penataran Guru-guru SMP,SMA, dan SMK se Kabupaten Jembrana, Juni-Juli 2005 di Jembrana. Tersedia pada: http.//www.freemebs.com/Santyasa/PDF File/pembelajaran Inovatif 1 pdf. Diakses pada April 2009. satrianawati., (2018) Media Dan Sumber Belajar , Deepublish. Puspaardini, Pupung, Nurhayati Ibrahim, Mohamad Zubaidi, and Hijrah Syahputra. (2019), Media Realia Dalam Mengenalkan Kosakata Anak Kelompok A Di TK Kembang Teratai Kelurahan Lekobalo Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo [Realia Media in Introducing the Vocabulary of Group A Children in the Kembang Teratai Kindergarten. JPP PAUD FKIP Untirta 6(1) 63–80.

artikel PENERAPAN METODE INKUIRI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA POWERPOINT

PENERAPAN METODE INKUIRI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA POWERPOINT BERBASIS MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI MATERI SISTEM KEKEBALAN TUBUH MANUSIA PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 1 PETANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Oleh : I Gusti Putu Agung Arimbawa ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : 1) meningkatkan motivasi belajar biologi siswa; 2) meningkatkan prestasi belajar biologi siswa melalui implementasi metode inkuiri melalui pembuatan powerpoint). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), dengan subyek penelitian seluruh siswa kelas XI IPA3 yang berjumlah 26 orang. Obyek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan prestasi belajar biologi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data motivasi belajar dikumpulkan melalui angket motivasi belajar dengan menggunakan skala Likert (1-5) dan data prestasi belajar siswa dikumpulkan melalui tes prestasi belajar yang disusun dalam bentuk tes objektif dengan skala 100. Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan : 1) terjadi peningkatan motivasi belajar Biologi siswa kelas XI IPA3 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2015/2061. Rata-rata motivasi belajar Biologi siswa sebesar 80,15 dengan kategori tinggi pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85,85 dengan kategori sangat tinggi; 2) terjadi peningkatan prestasi belajar biologi siswa kelas XI IPA3 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2015/2016 melalui implementasi metode inkuiri melalui pembuatan powerpoint). Rata-rata prestasi belajar biologi siswa sebesar 68.40 dengan kategori cukup pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 89.00 dengan kategori sangat baik. Kata Kunci : Inkuiri, Powerpoint, Motivasi belajar dan Prestasi belajar. PENERAPAN METODE INKUIRI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA POWERPOINT BERBASIS MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI MATERI SISTEM KEKEBALAN TUBUH MANUSIA PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 1 PETANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 By : I Gusti Putu Agung Arimbawa ABSTRACT The research was aimed at : 1) improving students’ Biology motivation learning, 2) improving students’ prestation in learning biology passed through implementation of mobile phone aided inquiry method. The research was classroom action research. The subject of this research was all of the students in X7. It consisted of 45 students. The object in the research was learning motivation and biologi learning’s performance result. The research was done in two cycles, each cycle consisted of four steps: planning, action performance, observation and reflection. Learning motivation data was collected through learning motivation questioneres by using Likert scala (1-5) and student learning performance result data was collected through learning performance was arranged in multiple choice was test in 100 scala. The collected data was then analysed descriptively. Research result showed that : 1) there was improvement of students motivation of learning Biology in X7 class of SMA N 1 Kuta in 2010/2011. Mean score of Biology learning motivation of the students was 79.98 as it was very well level category in the first cycle and it increased in the second cycle into 86,33 with excellent category. 2) There was an improvement of students prestation in learning biology at X7 class of SMA N 1 Kuta in 2010/2011. Through the implementation of mobile phone aided inquiry method. The mean score of student prestation in learning biology was 68.00 as it was sufficient level category in the first cycle and in increased in the second cycle into 88.00 with an excellent level category. Key word : inquiry, mobile phone, learning motivation, and learning performance. PENDAHULUAN Setiap guru selalu menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya meyenangkan dan berpusat pada peserta didik. Peserta didik antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi dan saling memberikan semangat. Tujuan akhir dari semua proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan. Selama ini pembelajaran biologi lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja, sehingga diperlukan inovasi pembelajaran untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran biologi. Pembelajaran biologi tidak cukup disampaikan dalam pembelajaran dikelas hanya melalui transfer pengetahuan dari guru ke siswa namun perlu diberikan pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk berpikir lebih dalam tentang materi yang ada. Dalam proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan kearah pembaharuan (inovasi). Dengan adanya inovasi tersebut di atas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, sehingga tolak ukur dalam pembelajaran tidak hanya bertumpu pada hasil namun juga pada saat proses belajar itu berlangsung (Bandem,2006). Hasil belajar siswa pada tema Sistem Kekebalan tubuh Manusia di SMA Negeri 1 Petang tergolong rendah, seperti yang terjadi di kelas XI IPA3. Hal ini dapat dilihat dari profil kompetensi dasar Biologi pada Tema Sistem Kekebalan tubuh Manusia dalam aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang dicapai siswa dua tahun terakhir relatif masih rendah. Pada tahun pelajaran 2013/2014 nilai kognitif sebesar 66,07, psikomotor 70,00 dengan afektif cukup. Tahun pelajaran 2014/2015 kognitif 67,54, psikomotor 75,00 afektif cukup. Hasil pembelajaran seperti ditunjukkan pada Tabel 01. Tabel 01. Profil Kompetensi Siswa Kelas XI IPA Pada pokok Bahasan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia di SMA Negeri 1 Petang Tahun Pelajaran Aspek Kompetensi Kelas XI IPA 3 2013/2014 Kognitif 66,07 Psikomotor 70,00 Afektif Cukup 2014/2015 Kognitif 67,54 Psikomotor 75,00 Afektif Cukup (Sumber: Guru biologi SMA Negeri 1 Petang) Rendahnya penguasaan kompetensi dasar Biologi yang dicapai siswa merupakan refleksi dari rendahnya kualitas pembelajaran sains khususnya Biologi di SMA Negeri 1 Petang. Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa, dapat diketahui bahwa rendahnya kualitas pembelajaran biologi bersumber pada : 1) kurang efektifnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran lebiih cenderung guru sebagai penceramah dan sedikit memberikan kesempatan untuk berkembangnya siswa sesuai dengan skill yang dimiliki sehingga tingkat kebosanan siswa timbul dan motivasi siswa menjadi sangat rendah. Untuk itulah diperlukan kreativitas guru dalam memngembangkan proses pembelajaran, 2) metode pembelajaran yang digunakan belum tepat dan belum berdasarkan kebutuhan dari kelas bersangkutan, tetapi lebih karena tuntutan materi. Tuntutan materi yang dimaksud adalah segera bisa diselesaikannya setiap kompotensi dasar sesuai waktu dalam kalender akademik tanpa memperhatikan daya tangkap dan kemampuan dari siswa, 3) siswa kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek pembelajaran, misalnya ramai, celometan, kipas-kipas, berbicara sendiri dengan teman sebangku, 4) banyak siswa yang tidak memiliki buku acuan yang diberikan guru, hanya sebagian kecil yang punya karena keterbatasan dana sehingga siswa kurang dalam penguasaan konsep, 5) dalam pembelajaran guru lebih menekankan pada hasil pembelajaran yang akan dicapai daripada proses pembelajaran yang berlangsung, 6) sarana prasarana yang ada belum digunakan, misalnya sudah ada LCD tetapi belum digunakan secara optimal, 7) belum tampak adanya inovasi atau pembaharuan pembelajaran sehingga kualitas proses pembelajaran belum sepenuhnya terlaksana dengan optimal. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan Penerapan Metode inkuiri melalui Pemanfaatan Media Power Point Berbasis Mandiri pada Tema Sistem Kekebalan Tubuh manusia. Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang di atas, maka beberapa permasalahan yang dapat diangkat antara lain: 1) Apakah implementasi metode inkuiri melalui pemanfaatan media power point dapat meningkatkan motivasi belajar Biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Petang tahun pelajaran 2015/2016? Dan, 2) Apakah implementasi metode inkuiri melalui pemanfaatan media power point dapat meningkatkan prestasi belajar Biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Petang tahun pelajaran 2015/2016? Metode pembelajaran sampai saat ini masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif dalam bidang Sains adalah metode pembelajaran metode inkuiri. Terdapat beberapa pendapat tentang metode pembelajaran inkuiri, antara lain: Suchman (1996: 3), menyatakan bahwa metode pembelajaran inkuiri adalah suatu pola untuk membantu para siswa belajar merumuskan dan menguji pendapatnya sendiri dan memiliki kesadaran akan kemampuannya. Nasution (1992 : 128), menyatakan bahwa metode pembelajaran inkuiri adalah merupakan proses belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkan problema secara sistematika yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communicatio Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, seperti buku, film, kaset, film bingkai. Sedangkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Berdasarkan penjelasan tentang pengertian media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau materi yang mengandung tujuan instruksional kepada penerima pesan dalam pembelajaran. media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong keberhasilan proses belajar. Riyana (2008:10) mengatakan bahwa media pembelajaran memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut: 1) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak, 2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat kedalam lingkungan belajar, 3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil dan 4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2011:19) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu media tradisional serta media teknologi mutakhir. Lebih lanjut Arsyad, (2011:21) menjelaskan sebagai berikut: Pilihan media tradisional berupa media visual diam tidak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realia. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi seperti teleconference dan media berbasis mikroprosesor seperti permainan komputer dan hypermedia. Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft Affice. Microsoft Office Power Point adalah salah satu jenis program yang tergabung dalam Microsoft office. Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus untuk menampilkan program multimedia. Microsoft Office Power Pointpada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru. Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului oleh tanggapan terhadap adanya tujuan. Pernyataan tersebut mengandung tiga pengertian, yaitu bahwa : (1) motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia; (2) motivasi ditandai dengan rasa (feeling), afeksi seseorang, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia; (3) motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan (Sardiman, 2001 :72). Prestasi belajar merupakan kemampuan actual yang dapat diukur secara langsung dengan tes (Mulana, 2005). Bloom, 1971, mengungkapkan prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan menurut Nasution (2001): prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah penelitian tindakan kelas atau class room action research, yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di sekolah pada umumnya dan dalam kelas pada khususnya Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Petang, dengan melibatkan siswa kelas XI IPA pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian dimulai dari tanggal 12 Apri6 s/d 110 Mei 2016. Subyek dalam penelitian ini adalah XI IPA3. Banyaknya siswa 26 orang, dengan 12 orang siswa laki-laki, dan 13 orang siswa perempuan. Obyek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan prestasi belajar biologi siswa, dengan materi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia. Pelaksanaan pembelajaran akan dilakukan oleh guru Biologi yang mengajar di kelas XI IPA3 SMA N 1 Petang sebagai praktisi sekaligus peneliti. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau class room action research, dengan mengikuti beberapa tahapan seperti yang dikemukakan Kemmis & Taggart (1998), yaitu: (1) tahap perencanaan (planing); (2) tahap tindakan (action); (3) tahap observasi/ evaluasi (evaluation); dan (4) tahap refleksi (reflection), kemudian kembali lagi ke tahap perencanaan, tahap tindakan dan seterusnya sehingga membentuk siklus seperti di gambarkan pada gambar 01. Penelitian ini dirancang sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan mengambil materi tentang Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Gambar 01. Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Santiasa, 2007) Data motivasi belajar dianalisis secara diskriptif. Penentuan tingkat kategori dari motivasi belajar dilakukan dengan pedoman konversi berikut. Tabel 02. Pedoman Konversi Motivasi Belajar Siswa NO KRITERIA KATEGORI 1 MI + 1,5 SDI ≤ X Sangat tinggi 2 MI + 0,5 SDI ≤ X < MI + 1,5 SDI Tinggi 3 MI – 0,5 SDI ≤ X < MI + 1,5 SDI Sedang 4 MI – 1,5 SDI ≤ X < MI – 0,5 SDI Rendah 5 X < MI – 1,5 SDI Sangat rendah Skor tertinggi ideal adalah 100 dan skor terendah ideal adalah 20, dengan demikian dapat dihitung MI dan SDI yaitu : MI = ½ (100 + 20 ) = 60 SDI = 1/6 (100 – 20) = 13 Penggolongan konversi motivasi belajar siswa di atas menjadi : Tabel 03. Pedoman Konversi Nilai Motivasi Belajar Siswa NO KRITERIA KATEGORI 1 80 ≤ X Sangat tinggi 2 67 ≤ X < 80 Tinggi 3 54 ≤ X < 67 Sedang 4 41 ≤ X < 54 Rendah 5 X < 41 Sangat rendah Data prestasi belajar siswa dianalisis dengan statistic diskriptif dengan menggunakan teknik konversi skor sebagai berikut. Tabel 04. Konversi Skor Prestasi Belajar No KRITERIA KATEGORI 1 85 ≤ M ≤ 100 Sangat baik 2 70 ≤ M < 85 Baik 3 55 ≤ M < 70 Cukup 4 40 ≤ M < 55 Kurang 5 0 ≤ M < 40 Sangat kurang Dengan kreteria keberhasilan adalah nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 78, sesuai dengan kreteria ketuntasan minimal. Dihitung juga daya serap dan ketuntasan belajar siswa dengan rumus sebagai berikut. DS = M x 10 % KB = (banyaknnya siswa yang memperoleh nilai ≥ 70)/N x 100 % Keterangan KB : ketuntasan belajar N : Banyaknya siswa yang diteliti M : nilai rata-rata prestasi belajar DS : daya serap Ketuntasan belajar dikatakan tercapai jika KB ≥ 70 % Ketuntasan materi diakatakan tercapai jika KM yang dicapai 100 % Daya serap dikatakan tercapai jika DS ≥ 70 % (Depdikbud, 1993) Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka ditetapkan dua indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut. Indikator keberhasilan peningkatan prestasi belajar jika berada dalam kategori baik. Nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 78. Indikator keberhasilan peningkatan motivasi belajar siswa yaitu apabila motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, penelitian dianggap berhasil bila mampu mencapai kedua indikator tersebut. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus, menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar biologi siswa. Berdasarkan analisis data pada siklus I di peroleh bahwa skor rata-rata motivasi belajar biologi siswa sebesar 80,15 dengan kategori tinggi dan skor rata-rata prestasi belajarnya sebesar 68.40 dengan kategori cukup, daya serap sebesar 68 % dan ketuntasan klasikalnya 57,78 %. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penelitian ini belum berhasil. Indicator keberhasilan prestasi belajar jika berada dalam kategori baik/ nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 78 dan motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan pengamatan, banyaknya siswa yang memperoleh nilai prestasi belajar yang cukup diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu : 1) siswa belum terbiasa belajar dengan menemukan sendiri konsep yang dipelajari, sehingga hasil pembuatan power point yang dihasilkan belum maksimal, 2) siswa belum terbiasa menggunakan powerpoint sebagai sarana belajar, dan terkesan siswa menunggu arahan atau penjelasan guru, 3) siswa belum terbiasa untuk mengubah pola belajar mereka yakni guru sebagai sumber informasi, 4) beberapa siswa belum memaksimalkan fungsi laptop dan fasilitas lainnya yang mendukung, sehingga beberapa slide tidak jelas, 5) siswa belum memaksimalkan fasilitas internet gratis dalam menggali informasi, dan masih mengandalkan satu buku sumber sehingga informasi yang dihasilkan tidak optimal, 7) beberapa siswa masih bingung dengan konsep yang ditemukannya, sehingga penjelasan dalam powerpoint yang dihasilkan masih membingungkan. Berdasarkan kendala tersebut, dilakukan beberapa perbaikan tindakan terhadap proses pembelajarannya, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) sebelum pelaksanaan tindakan siklus II, guru/peneliti menekankan kembali mengenai pembelajaran, baik langkah pembelajaran, maupun aspek-aspek yang terkait dengan penilaian sehingga siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajarannya; (2) guru menekankan pembuatan powerpoint untuk proses pembelajaran guna meminimalisir salah penggunaan, (3) guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok untuk membuat powerpoint pembelajaran di rumah. Motivasi belajar pada siklus I menunjukkan bahwa implementasi metode inkuiri melalui pemanfaatan powerpoint sudah dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa. Hal ini dikarenakan, siswa senang dapat mengeksplorasi konsepnya sendiri dengan menggunakan peralatannya sendiri walaupun konsep yang ditemukan dan disampaikan belum sepenuhnya benar, dan siswa mampu merealkan konsep-konsep abstrak pada waktu pembelajaran melalui investigasi langsung. Hal ini memunculkan kebermaknaan dalam belajar yang pada akhirnya mampu meningkatkan motivasi belajar. Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, perolehan nilai motivasi belajar dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Rata-rata motivasi belajar biologi siswa sebesar 85.85 dengan kategori sangat tinggi dan skor rata-rata prestasi belajarnya sebesar 89.00 dengan kategori sangat baik, daya serap sebesar 80 % dan ketuntasan klasikalnya 100 %. Dari kategori yang ditetapkan maka penelitian ini sudah mencapai kategori keberhasilan, yakni : indicator keberhasilan prestasi belajar berada dalam kategori baik/ nilai rata-rata prestasi belajar kelas sekurang-kurangnya 78 dan motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi metode inkuiri melalui pemanfaatan powerpoint mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar biologi siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Petang tahun pelajaran 2015/2016. Beberapa temuan dalam penelitian ini adalah : (1) implementasi metode inkuiri melalui pemanfaatan powerpoint mampu mengkaitkan konsep-konsep biologi secara real bagi siswa, dengan menemukan sendiri materi/konsep yang dipelajari sendiri akan meningkatkan kemampuan sains siswa, (2) siswa mampu dan terbiasa dalam melakukan penyelidikan dan investigasi autentik untuk mencari penyelesaian maslah secara nyata, (3) siswa dapat mengeksplorasi ide-ide dalam pemikirannya tentang materi yang dipelajari, dan mampu menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya atau memamerkannya, (4) siswa akan terlatih dalam hal sosial kebersamaan (dengan berkelompok 4-5 orang) dalam melakukan investigasi, sehingga dapat menumbuhkan aspek sosial, interpersonal dan interapersonal. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu: (1) implementasi metode inkuiri melalui pemanfaatan powerpoint dapat memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi guru maupun siswa; (2) siswa dapat mengejar ketertinggalan pengetahuan tentang Iptek di bidang pendidikan; (3) dapat meningkatkan motivasi belajar para pembelajar; (4) dapat digunakan untuk membantu membentuk model mental yang akan memudahkan pembelajar memahami suatu konsep. PENUTUP Dari hasil analisis dan pembahasan tentang implementasi metode inkuiri melalui pemanfaatan powerpoint dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Implementasi metode inkuiri melalui pemanfaatan powerpoint dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa kelas XI IPA 3 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2015/2016. Rata-rata motivasi belajar biologi siswa sebesar 80.15 dengan kategori tinggi pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85. 85 dengan kategori sangat tinggi, 2) Implementasi metode inkuiri melalui pemanfaatan powerpoint dapat meningkatkan prestasi belajar biologi siswa kelas XI IPA 3 SMA N 1 Petang tahun pelajaran 2015/2016. Rata-rata prestasi belajar biologi siswa sebesar 68.40 dengan kategori cukup pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 89.00 dengan kategori sangat baik. Beberapa saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Metode inkuiri melalui pemanfaatan powerpoint perlu dikembangkan untuk pelajaran biologi maupun pelajaran lain, karena secara langsung dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, 2) Perlu juga adanya pengembangan peralatan multimedia lain seperti CD interaktif, Biolearn, dan aplikasi berbasis IT untuk menunjang metode Inkuiri dalam pembelajaran biologi. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Grafindo Persada. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bumi Angkasa Arnyana. 2005. Pengaruh Penerapan Model PBL dipandu Strategi Kooperatif Terhadap kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada mata pelajaran Biologi. Jurnal pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja 38 (4): 646-667 Bandem. 2006. Pengaruh Media Software Multimedia Interaktif dalam pembelajaran Fisika berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan) Candiasa, I Made. 2003. Komunikasi Pembelajaran Bermedia Komputer. Laporan Penelitian. Singaraja : IKIPN Singaraja. Depdikbud. 1993. Petunjuk pelaksanaan Proses belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud. Darmawan, D. 2006. Biologi komunikasi melalui implementasi teknologi informasi menuju akselerasi pembelajaran. Jurnal Teknodik. No. 18/X/TEKNODIK/Juni/2006, hal 7-47. Penerbit: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Depdiknas. Doantara Yasa. 2008. Pembelajaran Kooperatif Tipe GI. http://www.ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajaran-kooperatif-group-investigation. Diakses pada tanggal 10 September 2010. Imbrahim, M.dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya : Universitas Press. Mulyana, E. & Saepudin, A. 2006. Perkembnagan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. Jurnal Teknodik. No. 18/X/TEKNODIK/Juni/2006, hal 119-134. Penerbit: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Depdiknas. Mardana, I Gede. 2009. Penggunaan CD Multimedia Interaktif Berbasis Masalah dengan Setting Kooperatif Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Kompetensi Dasar Aspek Kognitif Siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Busungbiu tahun ajaran 2008/2009. Laporan Penelitian. Busungbiu : SMA N 1 Busungbiu. Mardana, I. B. P., Siswandi, I., & Artuti, N. 2004. Pengembangan model pembelajaran fisika dengan pendekatan keterampilan proses (PKP) berbantuan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme di SLTP. Laporan Penelitian Dosen Muda. (Tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP Negeri Singaraja. Rusuffendi. 1979.Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan .Bandung: Andira. Santyasa, I. W. 2005. Model pembelajaran Inovatif dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah. Disajikan Dalam Penataran Guru-guru SMP,SMA, dan SMK se Kabupaten Jembrana, Juni-Juli 2005 di Jembrana. Tersedia pada: http.//www.freemebs.com/Santyasa/PDF File/pembelajaran Inovatif 1 pdf. Diakses pada April 2009. Sumantri, Mulyani dan Permana Johan. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Suryabrata,Sumadi . 1993. Psikologi Pendidikan .Jakarta: Raja Grafindo Persada Widja, I Gede. 1985. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode-metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Intisari Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Intisari Konsep Ki Hadjar Dewantara Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi teladan), ing madya mangun karso (di tengah membangun semangat, kemauan), dan tut wuri handayani (dibelakang memberikan dorongan) Mencerdaskan kehidupan bangsa hanya mungkin diwujudkan dengan pendidikan yang memerdekakan dan membentuk karakter kemanusiaan yang cerdas dan beradab.Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Dan mampu menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh orang lain. Dalam Proses Pendidikan guru berperan sebagai penuntun yang menuntun segala kodrat yang ada pada anak sehingga pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuhnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak pendidik sebagai ‘pamong’. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.. Oleh sebab itu, tuntutan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat). menurut KHD anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa. KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”, Pendidikan menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Perkembangan kodrat dan anak akan membawa pada perubahan untuk bertumbuh kembangnya budi pekerti, atau watak atau karakter . Budi pakerti merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya sehingga anak memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain. Melalui konsep KHD terciptalah pembelajaran berpusat pada siswa sesuai perkembangan abad 21

Pendidikan Jaman Kolonial sampai saat ini 1. Bagian yang menarik bagi saya Dari bagian yang paling menarik bagi saya adalah Pada tahun 1854 Bupati di berbagai wilayah mendirikan sekolah untuk memberikan Pendidikan orang-orang teertentu/priyayi. Pendidikan jaman kolonial menerekrut putar-putri saat itu adalah dari mereka yang membantu colonial dalam dagang dan kekuasaan serta priyayi. Dalam Pendidikan jaman kolonial diajarkan membaca, menulis dan berhitung. Dalam proses pembelajaran terlihat kebersamaan mereka dan disiplin menuju ruang kelas 2. Pada jaman colonial bertujuan untuk membentuk manusia yang bisa membaca, menulis dan berhitung yang dimanfaatkan colonial untuk membantu perdagangan dan kekuasaan bagi kolonial Belanda 3. Persamaan Pendidikan jaman Kolonial dan sekaranga adalah • dalam proses pembelajaran berlangsung di kelas • pengajaran dilakukan seorang guru dengan berpusat pda guru dan siswa sebagai objeknya • menggali sumber untuk meningkatkan pengetahuan sedangkan perbedaannya yaitu • jaman kolonial Pendidikan hanya diberikan sebatas golongan ningrat dan orang khusus yang membantu perdagangan proses pembelajaran terus berlangsung bahwa guru sebagai pusat ilmu • sedangkan jaman sekarang Pendidikan diberikan untuk semua kalangan dan sagala umur tanpa kecuali yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mana proses pembelajaran dilakukan berangsur berubah dengan berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator

ini adalah refleksi pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara Refleksi Kritis Pemikiran Ki Hajar dewantara Pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah Ing Ngarso Sung Tulodo, di depan guru harus memberikan teladan atau contoh sikap yang baik, Ing Madyo Mangun karso, di tengah guru harus mampu memberikan gagasan atau ide terhadap murid, Tut Wuri Handayani, di belakang seorang guru mampu sebagai motivator, memberikan dorongan dan arahan. Sesuai konsep KHD, tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sehingga mereka mampu berpikir kritis, menalar dan menghasilkan karya kreatif yang orisinal sesuai dengan tumbuh dan kodrat anak sehingga dapat mengatur laku tumbuh siswa bukan perubahan kodrat. Dalam proeses menuntun anak tetap mengedepankan pada kodrat anak dan kodrat alam yang dapat berdampak pada terciptanya kemampuan abad 21 yang berlandaskan budi pakerti. Dalam konteks Pendidikan saat ini proses pembelajaran bertumpu pada konsep peendidikan dan pengajaran KHD yaitu taman, among dan pamong. Taman sebagai tempat siswa bermain, menumbuhkan kesenangan dan kebahagian belajar, among mengarahkan pada sebuah pemikiran bahwa siswa harus ditunutun sesuai bakat, minat dan kemampuan yang dimilki sehingga mampu bernalar kritis, kreatif dan menghasilkan karya yang orisinal, sedangkan, pamong sebagai fasilitator yang memberikan arahan dan tunutunan kemana dan apa yang harus dilakukan siswa tanpa mengekang dan membatasi kreatifitas siswa. Konsep pembelajaran saat ini yang berpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator, memerdekakan siswa dalam pembelajaran, dan menghasilkan siswa yang tumbuh dan berkembang sesuai bakat, minat dan kemampuan siswa. Siswa mampu berpikir kritis dan kreatif menghasilkan karya secara mandiri. Yang memunculkan merdeka belajar berlandaskan pada 6 dimensi pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa dan berahklak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkhebinekaan global. Seiring dengan merdeka belajar maka pembelajaran di sekolah mulai menerapkan berbagai metode pengajaran yang mengimplementasikan proses pembelajaran berpusat pada siswa. Dan saat ini sudah diterapkan penguatan projek pelajar Pancasila dengan mengarahkan pada siswa memiliki kompetensi sesuai bakat dan minat serta kemampuannya dan dalam pembelajaran mampu menghasilkan karya orisinal yang tidak bertentangan dengan adat, budaya dan social masyarakat Indonesia sebagai Pelajar pancasila Harapan & Ekspektasi Sebagai seorang pendidik saya sangat berharap mampu berperan sebagai pamong dalam pembelajaran. Bisa sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk dapat menemukan masalah, menyelesaikan masalah dan memberikan solusi dari masalah sehingga menghasilkan karya yang orisianal sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Dan harapan kepada siswa dapat berperan aktif sebagai pusat pembelajaran, mandiri, kritis dan dapat menghasilkan karya yang belandaskan pada kebesaran Tuhan, selalu mengepankan moral dan budi pakerti dan siap menjaga kebhinekaan tunggal Ika dalam persfektif global. Dari pembelajaran modul ini sangat berharap materi dan gagasan yang mampu mengimplementasikan konsep taman, among, dan pamong sehingga dapat menerapkan pemikiran Tut Wuri handayani, Ing Ngarso Sung Tulodo dan Ing madyo mangun karso.