Kamis, 10 Februari 2011

Filsafat Adorno

BAB I
RIWAYAT HIDUP TOKOH
THEODOR W. ADORNO


1.1.    Riwayat hidup

-    Lahir 11 September 1903 di Frankfurt Jerman.
-    Orang kaya Jerman berdarah Yahudi.
-    Beragama Katolik.
-    Belajar Filosofi dengan Neo Kantian Hans Kornelius dan belajar musik dengan Komposer Alban Berg.
-    Tamat estetika Habilitationsschrift pada Kierkegaard dari estetika Th. 1931 di bawah pengawasan Kristian sosialis Paul Tillich.
-    Setelah 2 Tahun menjadi instruktur Universitas  ( Privatdozent ) di usir oleh Nasiz, pada politik kiri.
-    Tahun 1934 selama era Nasiz ia tinggal di Oxford New York City, dan selatan California.
-    Menulis  beberapa buku yang membuat dia terkenal
-    Kembali ke Jerman tahun 1949 mengambil posisi sebagai filosof di bagian departemen filosofi.
-    Menjadi pemimpin intelektual Jerman dan tokoh sentral di Institut Riset sosial yang berdiri  tahun 1923 yang sebelumnya di pimpin oleh Max Horkheimer sejak 1930 yang dekenal sebagai Frankfurtschool.
-    Tahun 1950an dari kritik idiologi dari  komposer Nazi’s favorit Prisms, kumpulan naskah sosial dan studi budaya terhadap epistemology, sebuah kritik antifondasionalis dari Huserlian Fenomenologi volum pertama “ Catatan untuk literatur ” koleksi dari essai dalam kritik sastra.
-    Konflik dan konsolidasi menandai dekade terakhir kehidupan.Adorno.
-    Adorvo merupakan tokoh terkemuka dalam “ sengketa positivisme ” sosiologi Jerman dan kritik sayap kanan.
-    Negatif dialektikal, magnum opus pada epistemologi dan metafisika muncul tahun 1966.
-    Teori estetika yang dikerjakan sepanjang tahun 1966 terbit tahun 1970 setahun setelah ia meninggal (anumerta) 6 – 8 – 1969.
-    Sebagai salah satu tokoh penting filsafat dan kritik sosial di Jerman setelah perang Dunia II.
-    Tahun 1960 ia penantang menonjol Propper filsafat ilmu pengetahuan dan Heidegger Filosofi dari keberadaan.
-    Sebagai filsup sosial setelah 1970 dan mendapat pengaruh dari karakter interaksi antar orang dan penelitian dari Frankfurt school.
-    Sebagai filsuf dan mani sosial anggota dari generasi pertama Teori Kritis.


1.2. Karya-Karya Adorno

1.    Dialectic of Enlightenment ( Pencerahan ) dengan Max Horkheimer, filosofi musik baru yang otoriter personality ( berkepribadian otoriter )
2.    Minima Moralia ( kemerosotan moral ) berupa kritik provokatif dari budaya masyarakat dan budaya industri.
3.    Teori Kritik Sosial; mengkritik ideology kapitalis yang materialistic yang kuat
4.    Teori Estetika; untuk melakukan keadilan kepada karya seni dan seni impor,harus dipegang dinamika internal dan dinamika sosiohstoritical secara totalitas
5.    Negatif Dialektika; mencoba untuk merumuskan falsafah “materialime” dan sejarah yang kritis namun tidak dogmatis.








BAB II
KARYA, PANDANGAN DAN ULASANNYA


2.1. Dialectic of Enlightenment

Sebelum “ post modernisme ” menjadi mode, Adorno dan Horkheimer menulis salah satu kritik yang paling  di cari dari modernitas ke progresif dari cendekiawan Eropa “ Dialectic of enlightenment. ( Pencerahan ? ) tahun 1944 Enlightenment sebagai awal pemikiran bertujuan membebaskan manusia dari rasa takut dan menginstalnya sebagai tuan. Namun mendapat pencerahan sinar bumi dibawah tanda bencana berjaya.
Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan modern, obat – obatan industri membantu menciptakan  masyarakat bebas dari kebodohan, penyakit, namun membantu menciptakan sebuah dunia dimana orang rela menelan fasis idiologi, dan semangat mengembangkan senjata letal penghancur masa. Alasan menjadi terbalik, adalah  menjadi irasional. Ada kecendrungan kemajuan yang rasional menjadi irasional bahkan menyebut kitab – kitab Ibrahi dan filosofi Yunani sebagai kantribusi yang menghambat kemajuan.
Jika Adorno benar maka kritik dari modernitas harus juga menjadi kritik dari pramodernity dan berbelok ke arah postmodern. Kegagalan modernitas akan terus dalam pandangan baru di bawah kondisi post modern masyarakat secara keseluruhan perlu diwujudkan. Adorno percaya bahwa masyarakat dan budaya membentuk totalitas sejarah, antara lain : bahwa upaya kemerdekaan dalam masyarakat dipisahkan dari pencerahan dalam budaya. Ada sisi flip : Kurangnya kebebasan dalam masyarakat dalam politik, ekonomi, hukum,  dan struktur dimana kita hidup seiring kegagalan dalam budaya pencerahan filosofi, seni, agama, dll. Keduanya menunjukkan bahwa sesuatu yang mendasar telah salah dalam mendernisasi Barat
Sumber bencana adalah pola buta dominasi dalam 3 rasa (dominasi alam oleh  manusia, dominasi manusia oleh manusia lain, dan dominasi manusia oleh masyarakat).
Yang memotifasi tripel dominasi adalah rasa takut akan kebodohan(unknown). Manusia percaya diri tanpa rasa takut bila tidak ada lagi yang tidak diketahuinya. Enlightenment mitos adalah takut radikalisme dalam masyarakat yang terikat, di belenggu  budaya, tanpa biaya dan yang lain akan terdorong ke samping, di eksploitasi atau termusnahkan yang berarti kehancuran lebih canggih pada modernitas barat dan eksploitasi samar – samar dari perbudakan tapi buta takut dominasi Acrus didorong dengan konsekuensi global mesin penggerak proses ini adalah perluasan ekonomi kapitalis, oleh penelitian ilmiah dan teknologi terbaru.
Bertentangan dengan beberapa interpretasi, Horkheimer dan Adorno tidak menolak ke delapan belas abad enlightenmet  dan tidak pula memberikan narative negatif universal menolak sejarah. Sebaliknya melalui kombinasi dari argumen filosofis, refleksi sosiologis sastra dan budaya dan komentar mereka membuat “ perspektif ganda ” pada modenisasi barat sebagai pembentukan sejarah. Ada dua thesis : mitos untuk pencerahan dan pencerahan untuk “ reverts mitologi ” : Tesis pertama memungkinkan mereka untuk menunjukkan bahwa mitos kuno dan oleh kekuatan, sekularitas, ritual tua, agama, filsafat telah menyumbang proses pencerahn dan mungkin, masih ada sesuatu yang bermanfaat untuk berkontribusi. Tesis kedua memungkinkan mereka mengungkap ideologi dan merusak tujuan modernisasi dengan kekuatan dari secularitas tanpa menolak kekuatan mereka yang merusak dan menggantikan idiologi dirinya.
Kesalahan medasar interpretasi dari Dialitic of Enlightenment terjadi ketika pembaca mengambil theses menjadi seperti teori definisi tanpa mengganti katagori kritis dari pada hukum tentang tujuan sejarah. Penulis tidak menyatakan bahwa mitos adalah “ olah sifat” sebuah kekuatan pencerahan. Dan tidak mengklaim bahwa pencerahan pasti revert ke mitologi apa yang mereka perlukan lebih dalam mitos dan mitos pencerahan adalah pemikiran bahwa perubahan mendasar adalah mustahil Sama halnya untuk mengubah karakteristik dari nasib mitos kuno dan modern kesetiaan pada fakta.
Dalam membangun sebuah “ dialektik dari pencerahan ” penulis bertujuan melaksanakan suatu pencerahan berkaitan dengan logat pencerahan dari penomenologi Hegel dari roh yaitu penyangkalan yang tetap ada menunjukkan bahwa kritikan adalah cara untuk merebut kebenaran dari ideologi. Berhubungan dengan logat pencerahan kembali asal dan ajaran dari fikiran itu sendiri.
Sejuk seperti itu merupakan karya konsep diri sebagai refleksi pemikiran konseptual  refleksi diri, menunjukkan bahwa pemikiran yang timbul dari kebutuhan dan keinginan jasmaniah yang bisa lupa ketika pikiran karya menjadi instrumen manusia itu sendiri. Ia juga mengatakan bahwa tujuan pemikiran bukan untuk melanjutkan buta dominasi alam dan manusia tapi untuk merujuk ke arah rekonsiliasi yang paling komprehensip dalam pernyataan terjadi dialektika negatif yang dibahas kemudian.


2.2. Teori Kritik Sosial

Adorno mengkritik ideologi kapitalisme yang materialistik yang tetap bertahan. Yang terpenting dari Marxisme adalah apa yang disebut “The felishims” dari komuditas (nilai tukar komuditas ?) yang hanya mengkritisi komuditi felishim borjuis ilmuwan sosial yang hanya  menyalahkan ekonomi kapitalis, dan mendeskriditkan resep palsu visi sosial menurut Marx ekonomi borjuis selalu mengabaikan eksploitasi intrinsik untuk produksi kapitalis  untuk semua “kebebasan dan keadilan” harus disaring kelebihan nilai dari tenaga kerja yang bekerja keras seperti biasa produsen dan konsumen dibawah kondisi kapitalis borjuis, ekonom memperlakukan komoditas sebagai jimat, mereka memperlakukannya sebagai objek yang netral, dengan kehidupan  sendiri, yang secara langsung berkaitan dengan komuditas lainnya, dalam kemerdekaan diri interaksi manusia yang benar, mempertahankan  semua komuditas. Marx dengan kontras berpendapat bahwa apapun yang membuat bahwa produk komuditas akan kembali ke kebutuhan manusia. Ia tidak memiliki “nilai tukar” jika tidak ada seorang pun yang ingin bertukar untuk yang lain dan nilai tukar tidak dapat dihitung jika komuditi tidak berbagi dengan nilai komuditas yang lain yang dibuat oleh pengeluaransumber daya manusia dan tenaga kerja, diukur dengan rata-rata waktu kerja sosial yang diperlukan untuk memproduksi berbagai jenis komuditas. Teori sosial Marx Adorno mencoba untuk membuat pusat wawasan utuk “akhir kapitalisme”  meskipun dalam perjanjian dengan Mark dari analisis komuditi, pikiran Adorno tidak jauh berbeda dengan kritik komuditi fetishim yang sudah lewat. Telah terjadi perubahan signifikan dalam struktur kapitalisme dan panggilan untuk transformasi masyarakat secara keseluruhan. Revisi ini berasal dari teori yang diusulkan oleh reifikasi sosialis Hongaria George Luka’cs tahun 1920 menurutnya ekonomi kapitalis tidak lagi satu sektor masyarakat disamping yang lain. Sebaliknya pertukaran komuditi telah menjadi pusat pengaturan prinsip untuk semua sektor masyarakat. Hal ini memungkinkan untuk komuditi fetishisan menembus semua lembaga sosial (misalnya : hukum, administrasi, jurnalistik) serta semua disiplin akademis, termasuk filsafat.
    Reifikasi merujuk kepada struktural dengan proses dimana komuditi permeates bentuk kehidupan dalam masyarakat kapitalis. Cara Lukacs membentuk reifikasi manusia. Tampaknya berbeda dengan aturan pasar. Adorno pesimis bahwa kelas revolusioner dapat bekerja mengatasi reifikasi. Kemudian Adorno disebut reifikasi dari sebuah kesadaran “epiphenomenon” apa yang benar-benar teori kritik sosial perlu dengan alasan mengapa kelaparan, kemiskinan dan yang lain dari penederitaan masyarakat walaupun teknologi ilmiah dan potensi mereka untuk mengurangi itu semua. Penyebabnya menurut Adorno terletak pada bagaimana hubungan produksi kapitalis telah datang untuk mendominasi masyarakat secara keseluruhan yang mengarah kepada ekstrim, walaupun sering kelihatan konsentrasi kekayaan dengan kekuasaan masyarakat akan diselenggarakan disekitar nilai tukar produksi untuk mengahsilkan nilia tukar, yang sudah berlaku memerlukan pengereman dari nilai surflus. Adorno menghubungkan ini merujuk pada produksi dan kuasa sebagai prinsip tukar, yang mana hubungan prevasi adalah “tukar masyarakat”.
Diagnose Adorno pertukaran masyarakat memiliki 3 tingkatan politikus ekonomi, sosial psikologi, budaya. Politik ekonomi yang ia respon teori yang diusulkan negara kapitalis Fedricsh Pollock. Bahwa negara telah memperoleh kekeuatan ekonomi dominan di Nazi jerman, Soviet dan lawan Amerika sebagai konstelasi politik dan ekonomi “kapitalisme negara” Adorno berpendapat bahwa hal ini tidak akan mengubah karakter dari pundamental eksploitasi ekonomi kapitalis. Eksploitasi menjadi lebih abstrak dari pada itu, karena itu semua lebih efektif dan dapat menembus.
Tingkat sosial piskologis diagnose Adorno membantu untuk menunjukkan efektifitas dan pervasivenes eksploitasi kapitalis, studi amerika anti Smithtis dan keperibadian otoriter memperdebatkan bahwa. Pathologically memperpanjang kapitalisme terkait dengan dialectic dari pencerahan . orang yang mengaku anti Smitism fasisme cendrung takut dominasi abstrak kapitalisme dan menolak disebut sebagai elitis. Studi budaya Adarmo menunjukkan bahwa logika prevails serupa di TV, film dan industiri rekaman.  perubahan struktural akhir kapitalisme dari perubahan truktural ditulis melalui karyanya dengan sosiologi Paulus Lazarsfeld di univesitas Princeton proyek penelitian radio.
Penemuannya ini disampaikan dalam banyak esei  anthologis, ” di jimat karakter di musik dan penurunan pendengaran” 1938.  dan  budaya industri (Industry Cultureal) dalam sebuah bab Dialectic of Enlightenment. Ada budaya industri melibatkan perubahan dalam karakter komoditi seni, sepeeti seni yang dari komuditas karakter sengaja diakui dan seninya menyangkal otonomi. Dengan penekanan pada menjual, budaya industri membagikan sepenuhnya dengan ”purposelessness” pusat seni dari otonomi. Setelah memjual menjadi total permintaan, pergeseran komuditas budaya struktur internal otonomi. Menjanjikan kebebasan dari mendikte secara bermasyarakat. Dan dengan demikian yang asli menggunakan nilai yang dapat dinikmati orang, produk yang berintikan budaya industri yang mereka gunakan diganti dengan nilai tukar. Semuanya hanya memiliki nilai sejauh dapat ditukar, tidak disepanjang sesuatu itu sendiri. Untuk konsumen yang menggunakan nilai seni, dan dasarnya adalah sebuah jimat, dan jimat sosial menilai kesalahan mereka untuk kelebihan dari karya seni menjadi yang hanya menggunakan nilai, satu-satunya, kualitas yang mereka nikmati. Maka industri larut dalam budaya ” asli komuditi karakter”  karya-karya seni yang gila sekali ketika nilai tukar masih menggunakan nilai presuppossed. Kurangnya latar belakang dari teori Marxist, melindungi untuk legitimasi ” seni masa”  atau budaya populer . Terlalu banyak angglophone kritik Adorno cukup mengabaikan titik utama kepada kritik dari budaya  industri.  Yang utama adalah bukti budaya industri yang amat penting hiper komersialisasi pergeseran struktur semua komuditi  dalam struktur kapitalisme itu sendiri.

2.3. Teori Estetika

Filosofi dan sosiologi dari studi seni dan sastra membentuk lebih dari separuh kumpulan karya Adorno. Yang terpenting dari semuanya teori sosial diklaim muncul dalam studi ini. Namun ” estetika tulisannya ”  tidak hanya aplikasi, atau uji kasus. Tesis untuk dikembangkan dalam nonaesthetic teks. Adorno menolak adanya pemisahan isi dari metodologi dan semua divisi yang menjadi filosofi subdisiplin khusus. Ini adalah salah sutu alasan mengapa ahli akademik ingin menemukan teksnya baik dalam   musicologist  dan kritik sastra, tapi juga epistemologis dan aestheticians. Segala kontribusi untuk tulisan-tulisan yang komprehensif dan sosial antar filosofi.
Teori estetika pertama kali diterbitkan pada tahun setelah Adorno meninggal. Hasl ini menandai belum selesainya kulminasi orang kaya merefleksi tubuh estetika. Ia menyiratkan retrospektif cahaya di seluruh tubuh. Ia juga mendekati model paratactical presentasi dimana Adorno terinspirasi oleh Walter Benyamin. Yang paling sesuai untuk sendiri tanpa nada filsafat. Yang relentlesly pelacakan lingkaran konsentris teori estetika berbuat apa yang berhubungan dengan logat ganda rekonstruksi. Rekonstruksi gerakan seni modern dari perspektif filosofis estetika. Ia sekaligus merefleksi merekonstruksi filosofis estetika, terutama yang dari Kant dan Hegel, dari perspektif seni rupa modern. Dari kedua belah fihak Adorno ingin memperoleh sejarah siosial penting dari seni dan filosofi yang dibahas kemudian.
Aku Adorno tentang seni pada umumnya batang dari rekonstruksi dari gerakan seni modern. Jadi ringkasan filsafat seni itu kadang-kadang perlu sinyal dengan meletakkan ” Modern” dalam tanda kurung. Buku ini diawali dengan pikiran dan berakir pada karakter sosislal seni modern.  Dua tema menonjol dalam pikiran. Salah satu adalah pembaharuan Hegelian, pertanyaan apakah seni dapat bertahan hidup di dunia kapitalis yang menghambat. Yang lain adalah pembaharuan Marxian, pertanyaan apakah seni dapat memberikan kontribusi pada transformasi dunia ini.  Ketika menangani kedua pertanyaan Adorno tetap dari Kant bahwa seni benar ( seni rupa atau seni indah ) dicirikan oleh otonomi formal. Adorno menggabungkan penekanan Kantian pada formulasi dengan Hegel dari penekanan pada impor intelektual. Dan Marx dari penkanan pada menempatkan   seni di masyarakat pada keseluruhan. Hasilnya adalah sebuah tanggung jawab kompleks kebutuhan bersama illusoriness dari karya seni otonom. Karya seni  yang diperlukan dan  pura-pura otonom pada gilirannya merupakan kunci untuk karakter  seni modern yaitu sebagai masyarakat sosial yang kontradiksi.
Adorno hormat asli karya seni modern sebagai monad sosial. Ketegangan yang tidak dapat dihindari dalam konflik , mereka menyatakan tidak dapat menghindari proses sejarah sosial yang lebih besar dari yang timbul untuk mereka miliki. Ketegangan ini memasukkan karya seni melalui artis dari perjuangan sarat dengan materi sejarah sosial. Dan mereka menimbulkan konflik interpretasi, banyak yang salah membaca baik karya ketegangan internal atau sumbangan ke konflik di masyarakat secara keseluruhan. Adorno melihat semua ketegangan dan konflik sebagai kontradiksi akan ada, melalui bekerja  dan yang pada akhirnya akan terselesaikan. Melengkapi resolusinya, akan membutuhkan sebuah transformasi dalam masyarakat secara keseluruhan, yang diberikan kepada teori sosial.yang hilang. 
Sebagai komentar dan kritikan Estetika Adorno dari tulisan-tulisan yang tak terpadai dalam kelicikan dan kecanggihan jejak mereka, yangmem,membuat ketengan internal dan hubungan mereka tidak dapat dihindari konflik sejarah ssosial. Sering mendapat suatu gambaran sekilas di teori estetika ini. Sebagian besar, namun di buku tingkat  ketiga refleksi, refleksi sebenarnya bekerja di kritik dan komentar dengan melihat kesesuaian mereka untuk apa karya-karya seninya berekspresi dan berimplikasi sosial. Biasanya katagori elaboras (rumit) ini sebagai polaritas atau berhubungan dengan logat pasangan.
Salah satu polaritas dari teori Adorno sebagai karya seni sosial monads, terjadi antara kategori impor (Gehalt) dan fungsi (Function). Tanggung jawab (Account) dari kategori ini yang membedakan sosiologi seni dari kedua hermeneutical dan pendekatan empiris. Hermeneutical pendekatan akan menekankan makna melekat dari karya seni atau budaya yang penting dan downplay karya seni, politik atau fungsi ekonomi Pendekatan empiris yang akan menyelidiki sebab musabab hubungan antara karya seni, dan berbagai faktor sosial tanpa meminta hermeneutical pertanyaan tentang maknanya. Adorno dengan kontras berpendapat bahwa baik sebagai kategori dan sebagai fenomena, impor dan fungsi perlu dipahami antara satu sama lainnya. Di satu sisi, sebuah karya seni impor dan fungsinya dalam masyarakat dapat samasekali bertentangan.  Di sisi lain kita tidak bisa memberikan yang baik dari sebuah karya seni tanggung jawab dari fungsi sosial jika tidak menaikkan impor yang terkait dengan pertanyaan tentang makna mereka. Begitu juga halnya, sebuah karya seni yang berwujud impor dari pekerjaan sosial memiliki fungsi dan potensi untuk berbagai relevansi konteks sosial. Secara umum, dan sesuai dengan kritik dari positivisme dan alasan instrumentalized, Adorno memberikan prioritas untuk impor, dipahami sebagai sesuatu yang memasyarakat dan bersifat sebagai penengah yang cukup berarti. Fungsi sosial yang ditekankan sendiri dalam komentar dan kritik terutama fungsi intelektual daripada tedeng aling-aling fungsi ekonomi atau politik. Hal ini sesuai dengan versi hiperbolis dari klaim yang modern adalah seni masyarakat sosial yang bertentangan: ”sepanjang sebagai fungsi sosial dapat predicated untuk karya-karya seni, maka hal tersebut tidak memiliki fungsi apapun”(AT 227).
Prioritas impor juga memberitahu Adorno dari sikap seni dan politik, yang berasal dari perdebatan dengan Lukacs, Benjamin, dan Bertolt Brecht di tahun 1930an (Lunn 1982;Zuidervaart 1991, 28-43). Karena adanya perubahan struktur dari kapitalisme, dan karena Adorno sendiri penekanan pada kompleks seni modern dari otonomi, baik ia meragukan efektivitas dan legitimasi rewel, bersifat menghasut, atau sengaja meningkatkan kesadaran seni. Namun dia tidak melihat seni politik sebagai bagian korektif ke bangkrutan aestheticism dari banyak aliran seni. Di bawah kondisi kapitalisme akhir-akhir ini, seni yang terbaik, dan politik yang paling efektif, sehingga benar-benar berhasil sendiri, pertentangan internal yang tersembunyi pertentangan dalam masyarakat tidak dapat diabaikan. Yang memutar dari Samuel Beckett, yang telah dirancang Adorno untuk membaktikan teori estetika, adalah hal yang bersifat lambang dalam. Adorno menemukanya sebenarnya lebih banyak dari karya-karya seni lainnya.  
Arguably, konsep ”konten kebenaran” (Wahrheitsgehalt) adalah sangat penting disekitar pusat yang konsentris semua kalangan dari Adorno berpaling (Zuidervaart) dari estetika 1991, 1-35; Jarvis 1998, 90-123). Untuk mendapatkan akses ke pusat satu ini harus menangguhkan sementara standar teori mengenai sifat kebenaran (baik sebagai korespondensi, koherensi, pragmatis atau sukses) dan memungkinkan bagi seni kebenaran yang akan berhubungan dengan logat, disclosive, dan nonpropositional. Menurut Adorno, setiap karya seni memiliki impor (Gehalt) berdasarkan internal dialectic antara konten(Inhalt) dan formulir (Formulir). Impor ini mengajak hukum kritis mengenai kebenaran atau kepalsuan. Untuk melakukan keadilan kepada karya seni dan impor, seperti kritis hukum harus pegang baik karya seni dari kompleks dinamika internal dan dinamika sociohistorical totalitas ke karya seni yang dimiliki. Karya seni yang dimiliki konten kebenaran internal bahwa kemana karya seni dari impor dapat ditemukan internal dan eksternal baik benar atau salah. Seperti konten kebenaran bukan metafisik gagasan atau inti hovering diluar karya seni. Tetapi tidak hanya itu yang membangun manusia. Ia adalah sejarah namun tidak sewenang-wenang;nonpropositional, namun untuk panggilan propesional klaim dibuat tentang ; utopis dalam jangkauan, namun tegas terikat untuk kondisi sosial tertentu. Kebenaran konten adalah cara dimana sebuah karya seni sekaligus tantangan jalan dan hal-hal yang menunjukkan bagaimana hal ini dapat lebih baik, namun dalam hal praktis tidak berubah: ”Seni memiliki kemiripan sebagai kebenaran tanpa ilusi”(AT 132).

2.4. Dialektika Negatif

Dari gagasan artistik Adorno kebenaran konten presupposes epistemological dan metafisik dia klaim paling berhasil sepenuhnya di Negatif Dialektika. Klaim ini pada gilirannya mengkonsolidasikan dan memperluas historiographic teori sosial dan argumen yang sudah dikumpulkan.Seperti Simon Jarvis menunjukkan, Negatif Dialektika memcoba untuk merumuskan ”falsafah materialisme” dan sejarah yang kritis namun tidak dogmatis. Atau kita dapat menjelaskan buku sebagai ” metacritique” idealis dan filsafat, khususnya filsafah Kant dan Hegel (Jarvis 1998, 148-74). Adorno mengatakan buku ini bertujuan untuk melengkapi apa yang ia anggap kekal sebagai tugas filsuf: untuk menggunakan kekuatan (epistemic) terganggu mandeg melalui kecurangan (Trug) dari pokok subjektifitas (ND xx).
Hal ini terjadi dalam 4 tahap: Pertama, sepanjang pendahuluan (ND 1-57) dihasilkan sebuah konsep ” filosofis pengalaman” yang baik tantangan dari Kant antara ”fenomena” dan  ”noumena” dan menolak Hegel dari pembangunan ” roh absolut” Kemudian bagian awal Ardono membedakan proyek dari ” dasar ontologi” dalam Heidegger”menjadi dan waktu” Bagian dua Adorno berhasil dari alternatif sehubungan dengan katagori yang dia rekonfigurasi (reconfigures) dari idealisme Jerman. Bagian tiga menyusun hampir setengah buku elaborates filosofis ”model”. Dialectika Negatif ini hadir diatas tindakan kunci konsep filsafat moral (kebebasan) filsafah sejarah (dunia roh) dan sejarah alam dan metafisika. Adorno mengatakan model yang terakhir digunakan untuk metafisik pertanyaan ”mencoba kritis oleh refleksi diri untuk memberikan sebuah revolusi Copernican aksial berpaling.” Kant menyebut untuk menyatakan diri ”revolusi Copernican ke dua” Penjelasan ini menggema dari komentar Adorno mengenai penipuan yang melanggar melalui pokok ari subjektifitas.
Seperti Hegel, Adorno mengkritik Kant antara fenomena dan noumena oleh argumentasi bahwa kondisi teramat pengalaman bisa jadi tidak murni dan tidak jadi terpisah dari satu sama lain sebagai Kant seolah-olah klaim. Sebagai konsep, misalnya, sebuah priori kategori pemahaman (Verstand) akan tak dapat dipahami jika mereka sudah tidak tentang sesuatu yang nonconceptual. Sebaliknya, yang diduga murni bentuk ruang dan waktu tidak bisa hanya akan intuisi nonconceptual. Tidak bahkan teramat filsuf akan memiliki akses kepada mereka selain dari konsep tentang mereka. Demikian pula, apa yang membuat asli mungkin ada pengalaman tidak hanya dapat menjadi ”implikasi” dari konsep priori ke intuisi priori melalui ”schematism” dari imajinasi (Einbildungskraft). Asli pengalaman dapat dilakukan oleh yang melebihi pegang pemikiran dan halus. Adorno tidak menyebutnya dengan kelebihan ”dalam hal itu sendiri,” Namun untuk yang akan menganggap yang dia kritik kerangka kantian.






2.5. Pengertian Kontemporer
Menurut Wikipedia, Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi Seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai jaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Lalu apa hubungannya dengan filsafat kontemporer? Hubungannya adalah bahwa keduanya memakai terminologi kontemporer sebagai kategori berdasarkan waktu/zamannya. Kontemporer yang merupakan kekinian, mencerminkan bahwa adanya kebebasan dalam menentukan sesuai dengan apa yang berlaku pada saat itu. Ibaratnya seseorang yang sedang mengerjakan Pekerjaan Rumah alias PR. Ia harus mengerjakan atau menyelesaikan soal pada saat itu juga dengan apa pengetahuan yang telah ia pelajari.
Filsafat Kontemporer juga bisa diartikan dengan cara seperti itu, yaitu cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa saat ini. Misalnya orang dihadapkan pada tahun 2009, ya inilah zaman kontemporer kita. Tetapi istilah filsafat kontemporer baru saja populer semenjak abad ke-20, ini merupakan tanggapan atas kebingungan penyebutan filsafat masa kini.
Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan posmodernisme, mengapa hal tersebut terjadi? Dikarenakan posmodernisme yang berarti “setelah modern” merupakan akibat logis dari zaman kontemporer. Posmodernisme menyaratkan kebebasan, dan tidak selalu harus simetris. Contohnya seni bangunan posmodern tidak terlalu mementingkan aspek keseimbangan dalam bentuk bangunan, melainkan sesuka hati yang membangun atau yang sesuai request. Kembali lagi kepada pemikiran kontemporer yang beranjak dari seni bangunan tadi, sama halnya dengan itu, pemikiran filsafat kontemporer ini bebas. Kebebasan dalam memakai teori, menanggapi, dan mengkritik selama kebebasan tersebut merupakan suatu hal original.
Bebas? Ya memang bebas, berbicara tentang filsafat kematian, filsafat waktu, filsafat orang gila, filsafat komputer, filsafat game online, dan lain-lain. Semuanya terbuka lebar untuk dipikirkan dan diperbincangkan. Tidak ada batasan pasti dalam filsafat kontemporer, selama semua masih dinamis dan tidak kaku seperti zaman pra-modern, bisa disebut sebagai kontemporer. Lalu bagaimana dengan filsafat modern? Filsafat modern merupakan pijakan bagi filsafat kontemporer, dari situlah filsafat kontemporer naik ke permukaan. Masalah aktual dan faktual diperbincangkan dan ditanggapi, lalu diberi solusi. Dengan filsafat akan bisa ditemukan solusi terbaik terhadap masalah tersebut karena filsafat juga menguji solusi yang akan diambil dan yang dianggap baik. Hal ini dilakukan karena pada saat tertentu solusi bisa menjadi sangat baik, dan pada saat tertentu pula suatu solusi bisa dianggap kuno dan terbilang idiot.
Berbicara tentang saat demi saat, inilah letak kontemporernya. Penyesuaian terhadap sesuatu yang kita ketahui sebagai zaman. Berpikir sesuai zaman tanpa kehilangan identitas dan originalitas pemikiran personal. Memiliki kepribadian dan cara berpikir yang unik merupakan hal yang dibanggakan dalam filsafat kontemporer. Oleh karenanya filsafat kontemporer merupakan ekstensifikasi dari pemikiran manusia dari hal-hal yang umum menjadi yang sangat khusus dan terkait dengan hal khusus lainnya.






BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1.    Berdasarkan negara tempat lahir Adorno di jerman menandakan dia adalah filosof keilmuan barat.
2.    Dialectic of Enlightenment merupakan awal pemikiran dan pencerahan yang bertujuan membebaskan manusia dari rasa takut. Yang sangat luar biasa melalui kombinasi dari argumen filosofis, sosialogis, refleksi, sastra dan budaya, dan komentar, Adorno membuat perspektif ganda merujuk ke arah rekonsiliasi.
3.    Teori kritik sosial membahas posisi produsen dan konsumen dibawah kekuasaan kapitalis borjuis ekonom yang memperlakukan komuditas sebagai jimat yaitu segala sesuatu dihargai sebagai nilai tukar.
4.    Teori estetika yaitu Adorno tidak hanya musicologiste dan kritik sastra, tetapi juga epistemologists dan aestheticians.
5.    Dialektika negatif; mencoba untuk merumuskan ”falsafah materialisme” dan sejarah yang kritis namun tidak dogmatis.
6.    Dari ulasan dan pengertian kontemporer, menurut analisis penulis, tokoh filsafat keilmuan Adorno adalah tokoh filsafat kontemporer.
7.    Dari bebragai karyanya dalam berbagai peran kehidupan dari berbagai sudut pandang dia mengkritik berbagai ketidakbenaran, ketidakadilan, ketidakjujuran dan penindasan, menandakan tokoh ini filosof (cinta kebenaran/kebajikan).
8.    Dari caranya memahami permasalahan sesuai dengan kebutuhan jamannya dia mengambil posisi membuat perspektif ganda menuju arah rekonsiliasi antara pandangan yang berlawanan antara kapitalis dan sosialis sebagai pergeseran paradigma parsial ke paradigma global.
3.2. Saran
The end of knowledge is love, karena itu kembangkan cinta kasih dalam pikiran (kebenaran), tindakan (tanpa kekerasan), rasa (kedamaian), perkataan (kebajikan) untuk membentuk masyarakat berkarakter dan damai sejalan dengan Tri Hita Karana tidak hanya hero dalam perkataan tetapi  zero dalam tindakan. The end of education is character.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda